KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres) akan terlaksana besok Rabu, 14 Februari 2024. Sebelum Pilpres 2024 tiba, analis rekomendasi sejumlah saham pilihan untuk dicermati. Banyak diantara saham pilihan analis tersebut adalah saham blue chip. Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek yang memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Saham blue chip sering menjadi pilihan investasi bagi investor besar dan asing. Pasalnya, saham blue chip lebih minim risiko dari aksi goreng-menggoreng saham.
Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengamati Pemilu & Pilpres menjadi sentimen penting yang memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam skenario Pilpres berlangsung satu putaran, Isfhan memperkirakan dampaknya akan menjadi katalis yang mendorong penguatan IHSG. Sebaliknya, dalam skenario dua putaran tekanan jual berpotensi terjadi hingga bisa membawa IHSG turun ke bawah level 7.000. Namun hal ini hanya berlangsung sementara, setidaknya hingga bulan Mei, lantaran pasar akan berbalik arah menjelang pelaksanaan Pilpres putaran kedua pada 26 Juni 2024. Skenario ini berkaca dari data historis pada Pilpres 2004. Dalam kurun waktu antara dua bulan setelah Pilpres putaran pertama, IHSG ambles hingga 18%. Namun, keadaan berbalik sejak putaran kedua dilaksanakan pada 20 September 2004, dimana IHSG berhasil
rally sebesar 22%.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG Untuk Senin (12/2) di Pekan Pemilu Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menambahkan, investor sebaiknya tidak perlu panik terhadap dinamika pada tahun politik. Apalagi di sisi yang lain, pelaku usaha juga belum tancap gas dalam menggeber ekspansi, karena masih mencermati perkembangan politik dan arah kebijakan ke depan. "Setiap tahun Pemilu wajar seperti itu, jadi tidak perlu panik. Asal tidak ada kerusuhan, maka satu ataupun dua putaran, seharusnya IHSG memiliki prospek bergerak menguat. Jika ada penurunan, maka IHSG masih berpotensi kembali
rebound," terang Ike kepada Kontan.co.id, Minggu (11/2). CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo menyarankan sebelum pelaksanaan Pemilu & Pilpres, pelaku pasar bisa memilih
trading jangka pendek atau
buy on weakness. Di samping
wait and see menunggu hasil pesta demokrasi, penting juga mencermati sentimen eksternal, seperti laju inflasi dan ekonomi China yang bisa berefek ke harga komoditas energi dan logam. Setelah pelaksanaan Pemilu & Pilpres, investor bisa kembali mengakumulasi dengan fokus pada proyeksi kinerja keuangan dan prospek fundamental emiten. Terutama dengan adanya peluang kelonggaran kebijakan moneter serta momentum pembagian dividen yang dapat menjadi katalis positif pada saham-saham yang masih dalam tekanan. Memanfaatkan pekan Pemilu & Pilpres ini, Praska lebih menyarankan untuk mengakumulasi secara bertahap saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (
MPMX), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (
RALS), PT Samudera Indonesia Tbk (
SMDR), dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (
TBLA).
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, Pemilu & Pilpres bukan satu-satunya sentimen yang akan menyetir arah bursa saham. Dari dalam negeri, musim rilis laporan keuangan emiten dan antisipasi terhadap pembagian dividen, akan turut menjadi sentimen penting. William menaksir pada pekan ini transaksi di bursa saham akan cenderung stabil, dan investor asing masih dalam posisi
net buy meski dengan jumlah yang tipis. Secara teknikal, IHSG juga masih mampu bertahan di atas level 7.200, sehingga pergerakannya masih akan terbatas pada
support 7.200 dan
resistance di 7.300.
Sedangkan William menyematkan rekomendasi
buy untuk TLKM, PT Astra International Tbk (
ASII), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (
SRTG), PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (
BNGA). Ike melirik saham ritel dengan pilihan PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA). Itulah rekomendasi saham pilihan untuk dicermati sebelum Pilpres 2024. Ingat, segala keputusan membeli dan menjual saham di tangan Anda sendiri dan menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto