KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecelakaan tragis terjadi pada penerbangan Jeju Air 7C2216 yang berangkat dari Bangkok, Thailand, menuju Muan, Korea Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan 179 korban jiwa dari total 181 penumpang dan awak pesawat.
Kronologi Kejadian
Pesawat Boeing 737-800 tersebut mengalami kecelakaan saat mencoba mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu pagi.Peringatan dan Investigasi Awal
Sebelum kecelakaan terjadi, menara kontrol dilaporkan mengeluarkan peringatan adanya potensi bird strike. Tidak lama setelah itu, pilot mengumumkan mayday dan berusaha mendarat. Namun, dugaan awal menunjukkan kemungkinan kerusakan hidrolik atau gangguan mendadak akibat burung yang masuk ke mesin pesawat. Investigasi lebih lanjut dilakukan oleh Dewan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Republik Korea, dibantu oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), FAA, dan Boeing.Faktor yang Sedang Diteliti
- Kerusakan Mesin Akibat Bird Strike Bird strike sering kali hanya merusak salah satu mesin, tetapi dalam kasus ini, ada dugaan bahwa burung masuk ke kedua mesin pesawat, yang menyebabkan kehilangan daya total.
- Kecepatan dan Konfigurasi Pendaratan Analis penerbangan mencatat bahwa pesawat mendarat dengan kecepatan tinggi tanpa flap pendaratan. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan teknis atau kurangnya waktu untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.
- Respons Pilot Keputusan dan respons pilot dalam situasi darurat juga menjadi fokus investigasi. Waktu yang sangat terbatas sering kali mempersulit pengambilan keputusan dalam situasi seperti ini.