JAKARTA. Gas alam cair (LNG) dari Tangguh Train III yang akan diproduksi oleh LNG Tangguh train III, separuh akan dialokasikan untuk keperluan pembangkit listrik PT PLN. Sedangkan, 50% sisanya akan dialokasikan untuk ekspor.LNG Tangguh saat ini terdiri atas dua train (dapur). Operator LNG, British Petroleum (BP), berencana mengembangkan LNG Tangguh dengan membangun train III. Sebelumnya, BP Migas menyatakan rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) train III ini harus sudah diberikan kepada BP Migas pada kuartal I tahun 2012.Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo, bilang, apabila harga gas domestik mengikuti harga keekonomian pengembangan LNG Tangguh, pengembangan LNG Tangguh tak akan sampai train III saja. Kepala Divisi Minyak dan Gas PT PLN, Suryadi Mardjoeki, mengatakan, apabila LNG Tangguh train III ini selesai dibangun, PLN akan memprioritaskan untuk memasok kebutuhan gas pada pembangkit di Belawan Sumatera Utara. Kebutuhan gas di Belawan mencapai 140 juta kaki kubik per hari (mmscfd). "Saat ini masih pakai BBM," ujar Suryadi.LNG Tangguh train III ini rencananya berkapasitas 3,8 juta ton per tahun. Saat ini, dua train LNG Tanguh berproduksi dengan kapasitas 7,6 juta ton per tahun. Dari dua train tersebut sebagian besar diekspor ke luar negeri, yaitu ke Fujian, China sebanyak 2,6 juta ton per tahun dan Sempra Energy LNG Corp AS 3,7 juta ton per tahun.Kontrak ekspor gas ke luar negeri dari LNG Tangguh saat ini menjadi sorotan. Sebab dua Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) yang sedang dan akan dibangun di dalam negeri yaitu FSRU Teluk Jakarta dan FSRU Belawan di Medan saat ini masih kekurangan gas. FSRU Teluk Jakarta yang dioperasikan PT Pertamina dan PT PGN, misalnya, baru mendapatkan komitmen pasokan LNG dari Bontang sebesar 1,5 juta ton per tahun. Padahal, kapasitas FSRU yang akan beroperasi pada Maret 2012 ini 3 juta ton per tahun.Terakhir, Pertamina mendesak pemerintah untuk segera menegosiasi ulang kontrak penjualan gas ke Fujian. BUMN migas plat merah ini menyatakan berani membeli gas dari Tangguh dengan harga tiga kali lebih mahal dari harga ke Fujian.Widjajono mengatakan, renegosiasi akan dilakukan pada 2012. Namun, dia menegaskan renegosiasi hanya soal harga. Sedangkan Pertamina akan mendapatkan jatah dari pengembangan train III atau train yang lainnya nanti. "Sebab, pembatalan penjualan gas ke Fujian akan susah," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebesar 50% LNG Tangguh Train III dialokasikan untuk domestik
JAKARTA. Gas alam cair (LNG) dari Tangguh Train III yang akan diproduksi oleh LNG Tangguh train III, separuh akan dialokasikan untuk keperluan pembangkit listrik PT PLN. Sedangkan, 50% sisanya akan dialokasikan untuk ekspor.LNG Tangguh saat ini terdiri atas dua train (dapur). Operator LNG, British Petroleum (BP), berencana mengembangkan LNG Tangguh dengan membangun train III. Sebelumnya, BP Migas menyatakan rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) train III ini harus sudah diberikan kepada BP Migas pada kuartal I tahun 2012.Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo, bilang, apabila harga gas domestik mengikuti harga keekonomian pengembangan LNG Tangguh, pengembangan LNG Tangguh tak akan sampai train III saja. Kepala Divisi Minyak dan Gas PT PLN, Suryadi Mardjoeki, mengatakan, apabila LNG Tangguh train III ini selesai dibangun, PLN akan memprioritaskan untuk memasok kebutuhan gas pada pembangkit di Belawan Sumatera Utara. Kebutuhan gas di Belawan mencapai 140 juta kaki kubik per hari (mmscfd). "Saat ini masih pakai BBM," ujar Suryadi.LNG Tangguh train III ini rencananya berkapasitas 3,8 juta ton per tahun. Saat ini, dua train LNG Tanguh berproduksi dengan kapasitas 7,6 juta ton per tahun. Dari dua train tersebut sebagian besar diekspor ke luar negeri, yaitu ke Fujian, China sebanyak 2,6 juta ton per tahun dan Sempra Energy LNG Corp AS 3,7 juta ton per tahun.Kontrak ekspor gas ke luar negeri dari LNG Tangguh saat ini menjadi sorotan. Sebab dua Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) yang sedang dan akan dibangun di dalam negeri yaitu FSRU Teluk Jakarta dan FSRU Belawan di Medan saat ini masih kekurangan gas. FSRU Teluk Jakarta yang dioperasikan PT Pertamina dan PT PGN, misalnya, baru mendapatkan komitmen pasokan LNG dari Bontang sebesar 1,5 juta ton per tahun. Padahal, kapasitas FSRU yang akan beroperasi pada Maret 2012 ini 3 juta ton per tahun.Terakhir, Pertamina mendesak pemerintah untuk segera menegosiasi ulang kontrak penjualan gas ke Fujian. BUMN migas plat merah ini menyatakan berani membeli gas dari Tangguh dengan harga tiga kali lebih mahal dari harga ke Fujian.Widjajono mengatakan, renegosiasi akan dilakukan pada 2012. Namun, dia menegaskan renegosiasi hanya soal harga. Sedangkan Pertamina akan mendapatkan jatah dari pengembangan train III atau train yang lainnya nanti. "Sebab, pembatalan penjualan gas ke Fujian akan susah," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News