JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Agustus lalu mencapai US$ 109 miliar. Angka itu meningkat sekitar US$ 2,45 miliar dibanding posisi akhir Juli sebesar US$ 106,55 miliar. Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A. Sarwono selepas acara Indonesia Quarterly Briefing di Jakarta. "Kenaikan cadev ini dilihat dari penerimaan ekspor terutama dari minyak dan gas," katanya, Kamis (6/9). Selain itu, kenaikan cadangan devisa ini juga berasal dari term deposit valuta asing dan larisnya lelang obligasi pemerintah. Sebenarnya pada April lalu Indonesia pernah mencatatkan cadangan devisa mencapai angka tertinggi yaitu US$ 114,93 miliar. Namun seiring dengan adanya defisit neraca pembayaran yang terjadi di kuartal II, posisi itu akhirnya menurun. Penurunan cadangan devisa juga menjadi ongkos moneter untuk menjaga nilai tukar rupiah yang sempat terpuruk.
Sebulan, cadangan devisa naik US$ 2,45 miliar
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Agustus lalu mencapai US$ 109 miliar. Angka itu meningkat sekitar US$ 2,45 miliar dibanding posisi akhir Juli sebesar US$ 106,55 miliar. Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A. Sarwono selepas acara Indonesia Quarterly Briefing di Jakarta. "Kenaikan cadev ini dilihat dari penerimaan ekspor terutama dari minyak dan gas," katanya, Kamis (6/9). Selain itu, kenaikan cadangan devisa ini juga berasal dari term deposit valuta asing dan larisnya lelang obligasi pemerintah. Sebenarnya pada April lalu Indonesia pernah mencatatkan cadangan devisa mencapai angka tertinggi yaitu US$ 114,93 miliar. Namun seiring dengan adanya defisit neraca pembayaran yang terjadi di kuartal II, posisi itu akhirnya menurun. Penurunan cadangan devisa juga menjadi ongkos moneter untuk menjaga nilai tukar rupiah yang sempat terpuruk.