Secara bisnis Apple lebih untung ketimbang Samsung



NEW YORK. Hasil analisa Strategy Analytics yang menyatakan Samsung Electronics Co berhasil mengalahkan Apple Inc dalam hal angka penjualan ponsel langsung mengundang banyak perhatian. Salah satunya dari lembaga riset asal Uwak Sam, IHS.

Berdasarkan analisis Strategy Analytics, Samsung berhasil menjual sebanyak 27,8 juta unit ponsel dalam tiga bulan terakhir. Adapun sang seteru, Apple cuma sanggup melego sekitar 17,1 juta unit ponsel doang.

Francis Sideco, analis dari perusahaan riset IHS berucap, bahwa secara kasat mata memang tidak terbantahkan kalau Samsung berhasil mengalahkan Apple dari sisi jumlah penjualan ponsel. Namun kalau diltelesik lebih dalam ada hal yang menarik bisa disimak.


Pertama, memblenya angka penjualan Apple dalam tiga bulan terakhir ini, lantaran tidak mengikutsertakan penjualan produk tergres iPhone 4S yang baru meluncur awal Oktober dan diprediksi sudah terjual sebanyak 4 juta unit di seluruh dunia.

Kedua, Samsung punya varian produk jagoan yang bernama Samsung Galaxy yang langsung menohok iPhone.

Nah, apakah ini berarti Samsung mengalahkan Apple? “Tidak juga,” sahut Francis Sideco. Kedua perusahaan ini memang menjalankan strategi yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menjaring pasar yang sebanyak-banyaknya.

Samsung contohnya, sebagai salah satu produsen elektronik raksasa sudah menjadi jurus alamiah jika untuk menguasai pasar. Caranya adalah dengan memperbanyak varian produk. Kita lihat saja di pasar, ponsel Samsung jeprah di pasaran. Mulai dari versi low end hingga high end semacam Samsung Tab.

Bagi Apple, yang mengutamakan inovasi teknologi, tentu tidak terlalu perlu mengeluarkan banyak varian produk di pasar. Justru orang bakal menunggu-nunuggu kehadiran produk teranyar dari Apple berikutnya. Contohnya ya iPhone 4S. “Cara kedua perusahaan ini menjaring pasar sudah tepat dan baik,” ucapnya.

Namun kalau dilihat dari sisi bisnis, justru Apple paling untung. Pasalnya, produk yang Apple hadirkan di pasar punya harga lebih mahal ketimbang Samsung yang lebih beragam. “Semakin mahal sebuah produk sudah pasti marjin laba makin besar,” kata analis dari Gartner, Carolina Milanesi.

Editor: Markus Sumartomjon