LONDON. Penjualan ritel Inggris Agustus lalu secara tak terduga melorot. Ini merupakan penurunan pertama kali pada tahun ini.Badan Statistik Inggris mengatakan penjualan ritel melorot 0,5% dibandingkan Juli lalu. Padahal, para ekonom memperkirakan, penjualan ritel pada bulan ke delapan justru naik 0,3%.Penurunan ini dipicu karena penjualan buku, peralatan olahraga dan obat-obatan. Penjualan barang-barang tersebut melorot 2,1%. Ini penurunan paling tajam dalam tujuh bulan terakhir.Penjualan yang naik tercatat di departemen store dan internet. Penjualan di mal naik 0,9% sedangkan internet melonjak 2,1%.Kabar ini langsung membuat nilai mata uang Inggris terjerembab. Poundsterling langsung melemah 0,4% terhadap dollar Amerika Serikat. Pada pukul 10.08 waktu London, Pound diperdagangkan sebesar US$ 1,5596. "Masyarakat mulai cemas dengan ukuran fiskal tersebut," kata ekonom ING Financial James Knightley.
Secara tak terduga, penjualan ritel Inggris anjlok

LONDON. Penjualan ritel Inggris Agustus lalu secara tak terduga melorot. Ini merupakan penurunan pertama kali pada tahun ini.Badan Statistik Inggris mengatakan penjualan ritel melorot 0,5% dibandingkan Juli lalu. Padahal, para ekonom memperkirakan, penjualan ritel pada bulan ke delapan justru naik 0,3%.Penurunan ini dipicu karena penjualan buku, peralatan olahraga dan obat-obatan. Penjualan barang-barang tersebut melorot 2,1%. Ini penurunan paling tajam dalam tujuh bulan terakhir.Penjualan yang naik tercatat di departemen store dan internet. Penjualan di mal naik 0,9% sedangkan internet melonjak 2,1%.Kabar ini langsung membuat nilai mata uang Inggris terjerembab. Poundsterling langsung melemah 0,4% terhadap dollar Amerika Serikat. Pada pukul 10.08 waktu London, Pound diperdagangkan sebesar US$ 1,5596. "Masyarakat mulai cemas dengan ukuran fiskal tersebut," kata ekonom ING Financial James Knightley.