Secara teknikal, emas masih akan digempur habis



SINGAPURA. Commodity strategist Australia New Zealand Bank (ANZ) Asia Victor Thianpiriya, melihat, secara teknikal outlook pergerakan harga emas masih bearish. Dia menyatakan, penurunan tajam yang terjadi belakangan membuka risiko terjadinya koreksi yang lebih dalam lagi. Menurutnya, jika harga si kuning mentereng jatuh di bawah level support kunci US$ 1.150 per troy ounce, harga emas bisa tertekan hingga ke posisi US$ 1.030 per troy ounce atau bahkan US$ 870 per troy ounce. Ini merupakan level harga emas saat terjadinya krisis finansial global pada 2008 silam. "Harga emas ditutup di level terendahnya pada Juni menggarisbawahi adanya risiko koreksi lebih dalam. Waspada adalah kunci utama," jelasnya. Dia menambahkan, volatilitas harga emas masih akan tinggi. "Pada kondisi sekarang ini, pelaku pasar tidak akan mengindahkan fundamental. Itu sebabnya, data teknikal menjadi hal yang sangat penting diperhatikan," jelasnya. Namun, Thianpiriya mencatat, penutupan harga emas di atas level US$ 1.272 per troy ounce, dapat memutarbalikkan bias negatif emas, sehingga emas mengalami periode rebound.Sekadar informasi, pada pekan lalu, harga emas jatuh ke posisi terendahnya sejak 2010 di level US$ 1.180 per troy ounce. Dengan demikian, penurunan harga emas sejak pertengahan April lalu sudah mencapai 22%.Tidak hanya ANZ, sejumlah bank besar lainnya juga sudah memangkas prediksi harga emas mereka dalam beberapa pekan terakhir. HSBC, salah satunya, yang memprediksi harga rata-rata emas akan sebesar US$ 1.396 per troy ounce di 2013, turun dari prediksi sebelumnya US$ 1.542 per troy ounce.UBS lebih parah lagi. UBS mengingatkan bahwa investasi emas saat ini tengah berisiko seiring rencana the Federal Reserve untuk menghentikan program stimulusnya.HSBC memperkirakan, harga emas akan jatuh ke level US$ 1.150 per troy ounce dalam tiga bulan ke depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie