KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Sejak tahun lalu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus giat melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru dan memperluas pabrik yang sudah ada. Guna mempercepat langkah ekspansinya, emiten berkode TPIA tersebut menyiapkan belanja modal mencapai US$ 300 juta di tahun 2018. Meski tidak semua pabrik yang dibangun oleh TPIA akan rampung pada tahun ini, Analis NH Korindo Sekuritas, Yuni percaya bahwa emiten yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1996 tersebut masih bisa mencatat pertumbuhan kinerja positif. Dia pun menjelaskan, hasil ekspansi TPIA yang sudah bisa berproduksi pada tahun ini adalah proyek pembangunan pabrik karet sintetis dan penambahan kapasitas pabrik butadiene. Proses pengerjaan proyek pabrik karet sintetis diperkirakan rampung pada kuartal I 2018, sedangkan penambahan kapasitas pabrik butadiene diproyeksikan selesai pada kuartal III 2018. “Saya melihat hasil ekspansi ini akan mampu mendorong pertumbuhan TPIA,” kata Yuni ketika dihubungi KONTAN, Selasa (16/1). Sebaliknya, pabrik polietilena ditargetkan selesai pada kuartal IV 2019 dan baru dapat beroperasi pada tahun 2020 mendatang sehingga ekspansi tersebut belum akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan TPIA pada tahun ini. Yuni menganggap wajar ketika TPIA menambah kapasitas pabrik butadiene yang dimilikinya. Pasalnya, kontribusi segmen tersebut saat ini tergolong kecil terhadap pendapatan TPIA, yakni di kisaran 9%. Padahal, TPIA merupakan satu-satunya produsen butadiene di Indonesia saat ini. Selain itu, penjualan butadiene meningkat 45,7% secara year on year (YoY) sampai kuartal III tahun lalu. Hasil tersebut menempatkan butadiene sebagai segmen milik TPIA dengan pertumbuhan penjualan tertinggi.
Sedang gencar ekspansi, analis sarankan hold saham Chandra Asri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Sejak tahun lalu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus giat melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru dan memperluas pabrik yang sudah ada. Guna mempercepat langkah ekspansinya, emiten berkode TPIA tersebut menyiapkan belanja modal mencapai US$ 300 juta di tahun 2018. Meski tidak semua pabrik yang dibangun oleh TPIA akan rampung pada tahun ini, Analis NH Korindo Sekuritas, Yuni percaya bahwa emiten yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1996 tersebut masih bisa mencatat pertumbuhan kinerja positif. Dia pun menjelaskan, hasil ekspansi TPIA yang sudah bisa berproduksi pada tahun ini adalah proyek pembangunan pabrik karet sintetis dan penambahan kapasitas pabrik butadiene. Proses pengerjaan proyek pabrik karet sintetis diperkirakan rampung pada kuartal I 2018, sedangkan penambahan kapasitas pabrik butadiene diproyeksikan selesai pada kuartal III 2018. “Saya melihat hasil ekspansi ini akan mampu mendorong pertumbuhan TPIA,” kata Yuni ketika dihubungi KONTAN, Selasa (16/1). Sebaliknya, pabrik polietilena ditargetkan selesai pada kuartal IV 2019 dan baru dapat beroperasi pada tahun 2020 mendatang sehingga ekspansi tersebut belum akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan TPIA pada tahun ini. Yuni menganggap wajar ketika TPIA menambah kapasitas pabrik butadiene yang dimilikinya. Pasalnya, kontribusi segmen tersebut saat ini tergolong kecil terhadap pendapatan TPIA, yakni di kisaran 9%. Padahal, TPIA merupakan satu-satunya produsen butadiene di Indonesia saat ini. Selain itu, penjualan butadiene meningkat 45,7% secara year on year (YoY) sampai kuartal III tahun lalu. Hasil tersebut menempatkan butadiene sebagai segmen milik TPIA dengan pertumbuhan penjualan tertinggi.