KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) sudah turun 14% sejak pekan kedua Januari 2021. Pelemahan ini merupakan koreksi yang bersifat wajar karena kenaikan harga CPO yang sudah tinggi.

Sejak Mei 2020 hingga akhir 2020, harga CPO bahkan sudah menguat 85%. Saat ini harga CPO juga berada di area support di RM 3.340 per ton. Sehingga investor tidak perlu panik atas penurunan CPO saat ini.

Dari sisi demand, kami melihat permintaan akan naik. Kenaikan akan didorong pemulihan ekonomi China yang dapat meningkatkan kebutuhan CPO untuk konsumsi.

Dalam jangka pendek akan ada Imlek, yang berpotensi mendorong permintaan CPO. Selain itu, India memutuskan memangkas bea masuk dari 37,5% menjadi 27,5%. 

Dari sisi supply, faktor cuaca berpotensi mengganggu pasokan CPO. Selain itu, persediaan minyak sawit Malaysia kemungkinan turun 23% MoM dan 40% YoY menjadi 1,21 juta ton pada akhir Desember 2020.

Ini merupakan tingkat stok terendah sejak Juni 2007. Hal ini berpotensi akan meningkatkan harga CPO, karena pasokan tidak mampu mengimbangi permintaan yang meningkat.

Kami melihat koreksi ini merupakan koreksi wajar. Melihat demand yang tinggi di depan dan supply yang masih terganggu, kami memandang penguatan harga CPO masih bisa terjadi. 

Menilik valuasi sejumlah saham emiten CPO, AALI termasuk yang memiliki valuasi rendah. AALI memiliki valuasi yang  cukup terdiskon, dengan PBV 1,19 kali (berbanding rata-rata PBV lima tahun sebesar 1,44 kali).

Sementara valuasi sejumlah saham CPO lain cukup premium, seperti DSNG, BWPT dan LSIP. Saham-saham ini lebih menarik untuk trading jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata