Sejarah mencatat wilayah Kuningan di Jakarta pernah menjadi kawasan peternakan, pabrik susu sapi, dan kampung Betawi asli. Namun kehadiran gedung-gedung pencakar langit di masa kini nyaris menghapus jejak identitas Kuningan di tempo lalu.
Pabrik susu dan peternakan sapi peninggalan zaman kolonial Belanda tergusur mal, kantor, hingga perumahan warga asing. Yang bertahan, meskipun makin terdesak, tinggal peternakan sapi dan kampung milik orang Betawi. Tak heran budaya Betawi masih berdenyut di sini. Jika Anda berjalan-jalan di seputaran Kuningan, tenda penjaja soto betawi banyak ditemui. Nah, salah satu gerai yang terkenal adalah warung soto betawi dan sop iga Mpok Romlah di Jalan Pedurenan Masjid 3. Tapi, untuk kali ini, kita geser dulu mangkuk sotonya, ya. Soalnya, yang jadi jagoan di tempat ini justru sop iga.
Meski ukurannya kecil, hanya bisa menampung delapan orang pengunjung, warung ini cukup terkenal. Banyak pekerja di perkantoran dan pusat perbelanjaan di kawasan segitiga emas yang menjadi pelanggan warung Romlah. Padahal, karena lokasinya di perkampungan, kedai ini sebenarnya tidak gampang disambangi, tapi selalu penuh saat jam makan siang. Nah, kalau Anda tertarik mencoba, warung yang mulai buka jam 9 pagi hingga jam 8 malam ini lebih mudah dijangkau dari ITC KuninganMall Ambassador. Letaknya persis di belakang pagar pembatas mal tersebut. Parkirkan saja kendaraan Anda di mal. Kemudian, Anda tinggal berjalan kaki menuju jalan setapak di luar pagar. Letak warung ini berada di bagian kiri jalan sejajar dengan tiga warung soto betawi dan sop iga lain. Sekadar saran, datanglah sebelum jam makan siang. Selain warung lebih sepi, sop iga yang menjadi andalan biasanya sudah ludes pada jam makan siang. Begitu menapakkan kaki di warung ini, Anda sudah bisa membayangkan tampilan sop iga yang akan dihidangkan. Intip saja dua buah panci besar berisi kuah soto dan sop di atas meja tempat Romlah meracik pesanan Anda. Di dekatnya, daging iga goreng yang akan berendam dalam kuah sop menumpuk dalam ember aluminium. Jika hari masih pagi, tidak sampai lima menit, sop iga pesanan sudah terhidang. Resep mertua Kuah sop bening dengan empat potong iga kehitaman berenang di dasarnya. Tidak lupa potongan tomat dan kentang. Taburan bawang goreng melengkapi kuah sop. Sebelum mulai menyantap, tambahkan jeruk dan sedikit sambal bikinan Mpok Romlah yang pedas dan segar. Waktunya makan! Meski warnanya bening, rasa rempah pada kuah sop sangat berasa. Meski tidak dibubuhi sambal, kuah iga sudah semriwing berkat rasa kulit buah pala. Kuahnya yang wangi pun membuat santap siang semakin berselera. Semakin disesap, rasa gurih tulang iga semakin terasa. Ini karena Romlah selalu mencuci tulang iga goreng yang disajikan dalam panci kuah sop. Tapi dua jempol justru dialamatkan pada daging iga goreng. Teskturnya cantik karena empuk dan mudah ambrol dari tulang. Karena digoreng hingga kering, tidak ada sisa lemak dan ada sedikit sensasi renyah saat daging dikunyah. Dijamin, empat potong daging iga akan sulit memuaskan Anda. Kalau masih kurang mantap, tersedia perkedel kentang buatan Romlah. Campurkan perkedel itu dalam kuah, agar sop berasa lebih padat. Rasanya jadi kental, tutur Anton, pelanggan sop Romlah.
Romlah mengaku mendapatkan resep sop dari mertuanya yang asli Betawi Kuningan. Mertua Romlah terkenal sebagai jago masak kampung yang ahli meracik laksa. Cuma saya belum bisa bikin laksa karena bumbunya banyak, tutur dia. Bagaimana, penasaran, kan? Harganya terbilang murah kok. Banderol untuk semangkok sop iga plus nasi Rp 23.000 dan perkedel kentang Rp 2.000 per potong. Sedang harga soto betawi Rp 19.000 per porsi. Untuk mengusir dahaga, Anda bisa menyeruput teh dingin seharga Rp 4.000 per gelas. Sop Iga Mpok Romlah Jalan Pedurenan Masjid 3, Setiabudi, Jakarta Selatan Koordinat GPS: -6.222910, 106.825596 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi