Profesi menata makanan atau food stylist kini semakin dibutuhkan. Selain pengelola restoran, perusahaan makanan dan minuman juga banyak yang menggunakan jasa food stylist. Food stylist dibutuhkan untuk keperluan promosi dan iklan produk yang mereka hasilkan.Menyantap makanan yang lezat dan sedap sudah pasti membuat lidah kita bergoyang. Terlebih bila makanan tersebut ditata apik, rapi, dan resik, makin menerbitkan nafsu dan selera makan. Bagi pengelola restoran, tentu wajib hukumnya menyajikan tampilan makanan yang menarik. Dengan begitu, bisa menambah selera para tamu dalam menikmati makanan yang disajikan. Misalnya, telur disajikan berbentuk hati, puding berbentuk mawar, dan tumpeng yang ditaburi irisan wortel berbentuk hati dan cabai berbentuk bunga mekar. Diperlukan keahlian khusus menata makanan menjadi menarik. Nah, untuk menghasilkan aneka bentuk makanan yang menarik, banyak pengelola restoran menggunakan jasa food stylist.Selain restoran, banyak perusahaan makanan memakai jasa food stylist untuk keperluan promosi dan iklan produk-produk yang mereka hasilkan. Tak heran, bila food stylist kini menjadi bisnis kreatif.Food stylist adalah seni menghias makanan supaya tampak menarik atau secantik mungkin. Pristina C. Gosana, pemilik Little Bento House mengatakan, bisnis menghias makanan saat ini sedang booming. Di bawah bendera usaha bernama Kyaraben dan Oikakiben, ia terjun ke bisnis food stylist sejak 2010. Dalam sebulan, omzet di dari bisnis ini bisa mencapai lebih dari Rp 10 juta. Adapun laba bersih yang ia peroleh sekitar 30%.Selain menerima order dari pengelola restoran dan perusahaan makanan, ia juga melayani katering makanan. Dalam sehari, ia menerima order katering minimal 20 boks dengan harga per boks Rp 35.000. "Biasanya pesanan itu untuk pesta ulang tahun anak-anak," ujarnya. Sudah tentu, order makanan itu didesain khusus untuk kebutuhan anak. "Misalnya bagaimana menghias makanan agar anak-anak yang tidak doyan makan sayur menjadi tertarik," ujarnya.Selain harus terampil mendesain makanan, kesegaran makanan juga harus diperhatikan. Jangan sampai kesegaran makanan menurun lantaran terlalu lama mendesain. "Akhirnya tidak enak lagi untuk dimakan," ujarnya. Saat ini konsumen Pristina berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Sepi pesaingPemain lain food stylist adalah Popi Fitria dan Mulya Sari (pemilik Club Sandwich Food Creative). Popi mengatakan, bisnis ini masih tergolong baru dan persaingannya masih sedikit. Sama halnya Pristina, ia juga banyak mendapat order mendesain makanan dari pemilik restoran dan produsen makanan. "Pemilik restoran menginginkan agar makanan ditata sedemikian rupa sehingga tampak menarik," ujar Popi.Memulai bisnis ini dua tahun lalu, ia mengaku terus mengalami kenaikan omzet. Sayang ia tak mau menyebut omzet yang didapatnya. "Yang pasti, omzet saya sekitar 200% dari gaji saya saat masih menjadi karyawan," ujar mantan wartawan di salah satu majalah wanita.Mulya Sari menambahkan, menjadi seorang food stylist perlu memiliki pengetahuan yang luas tentang makanan. Sebab, urusan food stylist tidak sekadar menata makanan, tetapi juga menentukan komposisi makanan yang disajikan. "Seorang food stylist itu dituntut bisa memasak juga," ungkapnyaHingga kini, sejumlah perusahaan kondang pernah menggunakan jasa Club Sandwich. Sebut saja Garuda Airlines, Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia, Teh Botol Sosro, J.Co, Yoghurt Danone, Ajinomoto, dan lainnya. Banyak perusahaan yang memanfaatkan, bisnis jasa food stylist semakin menjanjikan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sedapnya laba dari menata makanan
Profesi menata makanan atau food stylist kini semakin dibutuhkan. Selain pengelola restoran, perusahaan makanan dan minuman juga banyak yang menggunakan jasa food stylist. Food stylist dibutuhkan untuk keperluan promosi dan iklan produk yang mereka hasilkan.Menyantap makanan yang lezat dan sedap sudah pasti membuat lidah kita bergoyang. Terlebih bila makanan tersebut ditata apik, rapi, dan resik, makin menerbitkan nafsu dan selera makan. Bagi pengelola restoran, tentu wajib hukumnya menyajikan tampilan makanan yang menarik. Dengan begitu, bisa menambah selera para tamu dalam menikmati makanan yang disajikan. Misalnya, telur disajikan berbentuk hati, puding berbentuk mawar, dan tumpeng yang ditaburi irisan wortel berbentuk hati dan cabai berbentuk bunga mekar. Diperlukan keahlian khusus menata makanan menjadi menarik. Nah, untuk menghasilkan aneka bentuk makanan yang menarik, banyak pengelola restoran menggunakan jasa food stylist.Selain restoran, banyak perusahaan makanan memakai jasa food stylist untuk keperluan promosi dan iklan produk-produk yang mereka hasilkan. Tak heran, bila food stylist kini menjadi bisnis kreatif.Food stylist adalah seni menghias makanan supaya tampak menarik atau secantik mungkin. Pristina C. Gosana, pemilik Little Bento House mengatakan, bisnis menghias makanan saat ini sedang booming. Di bawah bendera usaha bernama Kyaraben dan Oikakiben, ia terjun ke bisnis food stylist sejak 2010. Dalam sebulan, omzet di dari bisnis ini bisa mencapai lebih dari Rp 10 juta. Adapun laba bersih yang ia peroleh sekitar 30%.Selain menerima order dari pengelola restoran dan perusahaan makanan, ia juga melayani katering makanan. Dalam sehari, ia menerima order katering minimal 20 boks dengan harga per boks Rp 35.000. "Biasanya pesanan itu untuk pesta ulang tahun anak-anak," ujarnya. Sudah tentu, order makanan itu didesain khusus untuk kebutuhan anak. "Misalnya bagaimana menghias makanan agar anak-anak yang tidak doyan makan sayur menjadi tertarik," ujarnya.Selain harus terampil mendesain makanan, kesegaran makanan juga harus diperhatikan. Jangan sampai kesegaran makanan menurun lantaran terlalu lama mendesain. "Akhirnya tidak enak lagi untuk dimakan," ujarnya. Saat ini konsumen Pristina berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Sepi pesaingPemain lain food stylist adalah Popi Fitria dan Mulya Sari (pemilik Club Sandwich Food Creative). Popi mengatakan, bisnis ini masih tergolong baru dan persaingannya masih sedikit. Sama halnya Pristina, ia juga banyak mendapat order mendesain makanan dari pemilik restoran dan produsen makanan. "Pemilik restoran menginginkan agar makanan ditata sedemikian rupa sehingga tampak menarik," ujar Popi.Memulai bisnis ini dua tahun lalu, ia mengaku terus mengalami kenaikan omzet. Sayang ia tak mau menyebut omzet yang didapatnya. "Yang pasti, omzet saya sekitar 200% dari gaji saya saat masih menjadi karyawan," ujar mantan wartawan di salah satu majalah wanita.Mulya Sari menambahkan, menjadi seorang food stylist perlu memiliki pengetahuan yang luas tentang makanan. Sebab, urusan food stylist tidak sekadar menata makanan, tetapi juga menentukan komposisi makanan yang disajikan. "Seorang food stylist itu dituntut bisa memasak juga," ungkapnyaHingga kini, sejumlah perusahaan kondang pernah menggunakan jasa Club Sandwich. Sebut saja Garuda Airlines, Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia, Teh Botol Sosro, J.Co, Yoghurt Danone, Ajinomoto, dan lainnya. Banyak perusahaan yang memanfaatkan, bisnis jasa food stylist semakin menjanjikan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News