Sederet bank daerah ajukan penempatan dana PEN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali melakukan penempatan dana pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) tahun ini untuk disalurkan ke dalam kredit guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN). Tahun ini, bakal ada 22 bank yang akan mendapatkan dana PEN tersebut. 

Tahun lalu, bank daerah masih mencatat pertumbuhan kredit positif yakni tumbuh 5,22% secara year on year (YoY). Sementara kredit perbankan secara nasional masih terkontraksi sebesar 2,41% YoY. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat permintaan kredit di daerah masih ada karena tidak terlalu terdampak oleh pandemi Covid-19. 

Oleh karena itu, regulator bersama pemerintah akan berupaya mendorong pertumbuhan dimulai dari daerah. Penempatan dana PEN di BPD merupakan salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari daerah. Tahun ini, pemerintah menyiapkan Rp 19,4 triliun dana untuk ditempatkan di 22 BPD dan Bank Syariah Indonesia (BSI). 


Baca Juga: Bank-bank di Wall Street naikkan proyeksi harga minyak dunia

PT BPD Jawa Barat Tbk (BJB) salah satu yang mendapat penempatan dana PEN tahun ini. Tahun lalu, bank ini juga memperoleh dana PEN sebesar Rp 2,5 triliun dan telah disalurkan ke dalam kredit sebesar Rp 5,3 triliun atau di-leverage lebih dari dua setengah kali. 

Yuddy Renaldi Direktur Utama BJB mengatakan, perseroan kembali mendapat penempatan dana PEN sebesar Rp 2,5 triliun pada 9 Februari 2021 lalu. "Dana tersebut akan disalurkan terutama ke sektor produktif padat karya untuk membantu modal kerja para debitur yg terdampak sehingga dapat pulih kembali," katanya pada KONTAN, Selasa (23/2).

Menurut Yuddy, dana PEN tersebut membantu bank menekan biaya dana karena bunga yang dikenakan hanya 2,8%, lebih rendah dari sumber pendanaan bank dari deposito 6 bulan. 

Bank Sumsel Babel (BSB) juga akan mengajukan dana PEN Rp 500 miliar tahun ini. Pada 7 Desember 2020,  perseroan menerima penempatan dana PEN sebesar Rp 400 miliar dengan target leverage Rp 800 miliar. Hingga 21 Februari 2021, BSB telah menyalurkan kredit Rp 716,2 miliar dari dana tersebut ke sektor rumah tangga, konstruksi, listrik, air dan gas,  industri pengolahan, serta perdagangan besar dan eceran.

Baca Juga: Bank Mega (MEGA) akan menebar dividen Rp 2,1 triliun, ini jadwalnya

Antonius Prabowo Direktur Pemasaran BSB mengatakan, dana PEN bisa menekan biaya dana bank secara keseluruhan karena suku bunga yang dikenakan cukup rendah. "Dana yang ada di Bank bersifat blended, terdapat dana murah berupa giro dan tabungan serta dana mahal berupa deposito. Jadi dana PEN bisa menekan biaya dana," jelasnya.

Sementara Bank Sumut tidak mengajukan tambahan penempatan dana PEN tahun ini. Tahun lalu, perseroan menerima dana PEN Rp 1 triliun dan harus dilipatgandakan Bank Sumut ke dalam penyaluran kredit sebesar Rp 2 triliun. Sementara hingga 30 Desember 2020, perseroan baru menyalurkan kredit program PEN sebesar Rp 1,2 triliun kepada 8.594 debitur.

Tahun ini, Bank Sumut hanya mengajukan perpanjangan jangka waktu penyaluran dana PEN sampai dengan Oktober 2021.  Syahdan Siregar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut bilang, perpanjangan diajukan agar perseroan dapat terus meningkatkan kontribusi penyaluran kredit kredit produktif kepada masyarakat agar mempercepat pemulihan ekonomi.

Kredit program PEN itu disalurkan Bank Sumut untuk tiga sektor, yaitu sektor rumah tangga, sektor korporasi, dan segmen pembiayaan syariah. Perseroan menyalurkan Rp 1,06 triliun ke 7.521 debitur di segmen ritel yang meliputi jenis kredit seperti Kredit Multi Guna dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) termasuk sektor rumah tangga.  Sementara di segmen korporasi disalurkan Rp 110,9 miliar untuk 175 nasabah. Untuk segmen pembiayaan rumah tangga telah disalurkan Rp 26,9 miliar kepada 898 debitur.

Selanjutnya: Bank Bumi Arta (BNBA) pastikan penuhi aturan permodalan sesuai batas waktunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi