Sederet Emiten Lakukan Private Placement, Cek Prospek dan Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD ) atau private placement. Di antaranya ialah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) dan Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM).

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana melakukan konversi sebagian utang kepada Eurofa Capital Investment Inc (Eurofa) dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL). Transaksi konversi utang menjadi saham-saham baru akan dilakukan melalui private placement.

Konversi sebagian utang BNBR kepada Eurofa dan SMIL adalah sebesar Rp 855 miliar menjadi saham baru sebanyak 13.359.375.000 (13,35 miliar) saham biasa Seri E atau sebesar 7,70% dari modal ditempatkan dan disetor penuh BNBR setelah dilakukan private placement


Manajemen BNBR berharap langkah ini dapat memperbaiki posisi keuangan emiten dari konglomerasi Bakrie tersebut. "Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang berkurang, dan arus kas yang lebih kuat di masa yang akan datang," ungkap BNBR dalam keterbukaan informasi, Selasa (22/10).

Baca Juga: Ini Daftar Saham Emiten di Lingkaran Prabowo-Gibran yang Bisa Dicermati

Kemudian, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) mengumumkan rencana private placement. Dalam aksi ini, SMMT akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 315 juta saham dengan nilai nominal Rp 125 per saham. 

Jumlah itu setara dengan maksimal 10% dari jumlah saham yang telah disetor dan ditempatkan dalam SMMT. Manajemen SMMT mengatakan pelaksanaan private placement dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham publik.

"Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha perseroan dan/atau entitas anak, perseroan memandang perlu melakukan perkuatan terhadap struktur permodalan dan meningkatkan posisi keuangan perseroan," ungkap Manajemen SMMT dalam keterbukaan informasi, Jumat (18/10).

Baca Juga: Konversi Utang, Bakrie & Brothers (BNBR) Menggelar Private Placement Rp 855 Miliar

Selanjutnya, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) mengakuisisi 619,42 juta saham PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM). Jumlah tersebut setara dengan 9,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh di RAAM. 

MSIN mencaplok saham baru yang diterbitkan RAAM melalui private placement pada 23 September 2024 lalu. 

MSIN membeli saham RAAM pada harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Dus, emiten rumah produksi milik Hary Tanoesoedibjo akan menggelontorkan dana sebesar Rp 309,71 miliar. 

Baca Juga: Widiyanti Putri, Anak Konglomerat Jadi Menteri Pariwisata, Bisnis Ayahnya Menggurita

Prospek dan Rekomendasi Saham

Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham Raden Bagus Bima mengatakan private placement sering kali menjadi langkah tepat bagi emiten yang ingin memperkuat modal tanpa harus melalui proses rights issue yang lebih panjang dan rumit. 

Dalam kondisi ekonomi yang mungkin masih bergejolak pasca pandemi atau ketidakpastian global, private placement memungkinkan perusahaan mendapatkan suntikan modal dengan lebih cepat. 

"Bagi perusahaan yang mengalami tekanan likuiditas atau ingin mengurangi utang seperti BNBR, langkah ini sangat relevan untuk memperbaiki struktur permodalan," kata Raden kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).

Raden menerangkan private placement dapat menjadi cara untuk menarik investor strategis atau institusional yang bersedia mengambil posisi di perusahaan. Tetapi  likuiditas saham di pasar tergantung pada minat dan partisipasi investor setelah private placement dilakukan. 

"Jadi tidak menjamin saham akan menjadi likuid. Jika investor baru melihat potensi pertumbuhan yang baik dari dana yang diperoleh dan penggunaannya, likuiditas saham bisa meningkat," ujarnya. 

Baca Juga: Mengupas Prospek MD Entertainment (FILM) Pasca Akuisisi Net Visi Media (NETV)

Misalnya BNBR, konversi utang menjadi saham mungkin mengurangi tekanan utang dan membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi, sehingga berpotensi meningkatkan likuiditas.

Kemudian, efek dilusi terjadi ketika jumlah saham beredar bertambah sehingga nilai persentase kepemilikan investor yang ada akan berkurang. Dalam kasus BNBR dan SMMT, private placement akan menambah saham baru yang otomatis mengurangi porsi kepemilikan pemegang saham lama.

Dari sisi kinerja fundamental, efek private placement tergantung pada pengelolaan dananya. Jika digunakan untuk mengurangi utang seperti pada BNBR, mak dapat memperkuat neraca perusahaan dan meningkatkan profitabilitas dalam jangka panjang.

Pada SMMT dan MSIN, jika dana digunakan untuk ekspansi atau investasi yang menguntungkan, kinerja keuangan perusahaan juga bisa membaik dalam jangka menengah hingga panjang.

Baca Juga: Golden Eagle (SMMT) Siap Gelar Private Placement, akan Terbitkan 315 Juta Saham

Menarik atau tidaknya private placement bergantung pada tujuan penggunaannya dan kondisi fundamental emiten tersebut. Jika menilai dari perspektif potensi restrukturisasi utang dan memperkuat modal, BNBR bisa menarik karena konversi utangnya dapat memperbaiki struktur keuangan perusahaan yang sebelumnya penuh tekanan utang.

"Namun, dari sisi potensi ekspansi bisnis, SMMT mungkin lebih menarik karena mereka berencana meningkatkan nilai pemegang saham melalui pengembangan lebih lanjut. MSIN dengan fokusnya pada hiburan digital juga memiliki potensi jangka panjang di sektor yang berkembang pesat, terutama jika strategi bisnisnya tepat," jelasnya.

Secara rinci, Raden mengungkapkan bahwa aksi konversi utang BNBR berpotensi memperbaiki struktur keuangan, namun prospeknya masih perlu dipantau lebih jauh, mengingat sektor dan risiko manajemennya. 

"Saat ini BNBR masih diperdagangkan secara full call auction (FCA). Harga Rp 50 sudah cukup baik untuk BNBR saat ini," tuturnya.

Baca Juga: Grup Djarum Gelontorkan Rp 2,25 Triliun untuk Suntik Modal di Blibli (BELI)

Untuk SMMT, dengan ekspansi bisnis dan tambahan modal, saham ini bisa mendapatkan sentimen positif jika dana digunakan untuk proyek yang meningkatkan profitabilitas. 

"Sepanjang tahun SMMT berada di tren sideways. Menurut saya sampai akhir tahun masih berada di range Rp 700-Rp 800 per saham," ungkapnya.

Sementara, prospek saham MSIN menarik untuk investasi jangka panjang. Namun untuk jangka pendek saat ini, MSIN masih ada potensi terkoreksi sampai level psikologis Rp 1.000 per saham.

Baca Juga: Keluarga Punjabi Akan Duduki Komisaris Utama dan Direktur Utama NETV

Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai private placement yang dilakukan sejumlah emiten tersebut sudah tepat karena situasi iklim politik lebih stabil pasca pergantian pemerintah baru.

"Ini bisa membuat emiten melakukan ekspansi bisnis," ujar Andhika kepada Kontan, Kamis (24/10).

Andhika menerangkan bahwa private placement ini menjadi salah satu jalan masuknya para investor. Menurutnya, RAAM menjadi saham yang menarik dikoleksi.

"RAAM menarik karena di eksekusi oleh MSIN. Hal ini bisa membuat bisnis RAAM semakin berkembang. MSIN sendiri adalah salah satu perusahaan emiten media MNC grup, yang sudah punya pengalaman di bisnis media," terangnya.

Dirinya merekomendasikan untuk mencermati saham RAAM dengan target harga Rp 520 per saham.

Selanjutnya: Tanpa Hujan Turun, Berikut Ramalan Cuaca Besok (25/10) di Yogyakarta

Menarik Dibaca: Tanpa Hujan Turun, Berikut Ramalan Cuaca Besok (25/10) di Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati