KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 2,66% sepanjang Maret 2022 ke level 7.071,44, dari posisi 6.888,17 pada akhir Februari 2022. IHSG juga terus menerus mencatatkan rekor all-time high hingga menembus level 7.000 menjelang akhir bulan lalu. Ada sejumlah saham yang menjadi penggerak (leader) IHSG. Posisi tiga besar ditempati oleh saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Disusul PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang menghiasi daftar top 10 leader IHSG.
Sepuluh saham tersebut mencatatkan kenaikan harga antara 2,42% sampai dengan 83,20% sepanjang Maret 2022. Tiga besar saham dengan kenaikan harga tertinggi adalah ADMR sebesar 83,20% menjadi Rp 2.290 per saham, AMRT 39,45% menjadi Rp 1.520, dan INCO 24,07% menjadi Rp 6.700 per saham. Disusul EMTK yang bergerak positif 18,36% menjadi Rp 2.450 per saham, MDKA +17,05% ke Rp 4.530, BYAN +15,45% menjadi Rp 43.350, ASII +13,36 ke Rp 6.575, TPIA +11,91% menjadi Rp 10.100, TLKM +5,53% ke Rp 4.580, dan BBRI +2,42% menjadi Rp 4.660 per saham.
Baca Juga: IHSG Naik 1,08% dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek mengatakan, saham-saham yang menjadi leader IHSG pada Maret 2022 masih memiliki potensi kenaikan ke depannya. Pasalnya, ada beberapa sentimen positif yang akan menghiasi pergerakan saham-saham tersebut. Sebagai contoh, harga komoditas nikel masih akan didorong oleh penurunan persediaan nikel di gudang LME yang berkelanjutan. Harga nikel juga masih dipengaruhi peningkatan masalah rantai pasokan akibat konflik Rusia-Ukraina yang mendorong kelangkaan di pasar, mengingat Rusia merupakan produsen nikel terbesar ketiga di dunia. Selanjutnya, untuk komoditas emas, Patrick memprediksi harganya akan cenderung stabil seiring dengan sikap pelaku pasar yang masih menunggu rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) bulan Maret yang biasanya akan memengaruhi kebijakan The Fed. Di sisi lain, adanya kekhawatiran atas melonjaknya harga barang konsumsi dan krisis Ukraina mendorong potensi daya tarik safe-haven. Menjelang bulan Ramadan dan Lebaran, masyarakat biasanya juga akan meningkatkan pengeluarannya sehingga dapat memberi efek positif pada beberapa emiten. Dari 10 saham di atas, yang bakal terkena sentimen peningkatan belanja di Ramadan dan Lebaran adalah TLKM dan AMRT. "Secara historis, penggunaan data menjelang puasa dan Lebaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sektor retail seperti AMRT juga akan terdampak seiring dengan peningkatan belanja masyarakat atas bahan pokok," tutur Patrick saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (1/4). Lebih lanjut, BBRI, EMTK, dan ASII juga menjadi buruan investor asing dalam beberapa minggu ke belakang. Menurutnya, arus masuk dana asing ke tiga saham tersebut masih akan berlanjut ke depannya. Kenaikan harga EMTK didorong oleh adanya sentimen positif karena EMTK berhasil mendapatkan hak siar Piala Dunia. Sementara ASII diburu karena valuasinya masih tergolong undervalued serta terdorong sentimen prospek penjualan mobil yang semakin membaik.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,10% ke 7.078 Pada Perdagangan Jumat (1/4), Asing Beli BBRI, BBCA, TLKM Sementara itu, pergerakan komoditas batubara masih akan dibayang-bayangi turunnya permintaan batubara China akibat lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut. Di sisi lain, harga batubara saat ini sedang mencari keseimbangan baru karena kenaikan yang cenderung masif dalam beberapa bulan terakhir. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan, saham-saham yang bergerak di bidang usaha pertambangan masih berpotensi terdorong kenaikan harga komoditas. Meskipun begitu, investor perlu memperhatikan harga komoditas yang sudah melandai karena berpotensi menyebabkan koreksi pada sahamnya. "Terlebih lagi, saat ini, manufaktur China masuk dalam fase kontraksi yang dapat membuat harga komoditas dapat terkoreksi kembali," ucap Azis. Kemudian, kenaikan ASII masih potensial berlanjut seiring dengan pemberian insentif PPnBM yang memungkinkan penjualan mobil masih akan positif. Untuk BBRI, pemulihan pertumbuhan kredit diyakini dapat menjadi faktor pendorong kinerja ke depannya. Menurut Azis, dari 10 saham leader IHSG tersebut, INCO, ASII, BBRI, TLKM, dan AMRT masih menarik untuk dapat diperhatikan. Pasalnya, secara valuasi, kelima saham tersebut masih berada di bawah rata-rata dan valuasi kompetitornya. "Untuk saham-saham tersebut masih ada potensi capital gain 10%-15% hingga jangka menengah. Akan tetapi, jika ada penurunan, maka risiko capital loss antara 3%-3,5%," kata Azis.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, secara teknikal, ada beberapa saham yang masih terlihat menarik dan berpeluang menguat pada bulan April 2022. Emiten yang dimaksud adalah ADMR, EMTK, BBRI, dan INCO. Hal itu terlihat dari indikator, baik MACD dan Stochastic serta tren yang mengkonfirmasi penguatan lanjutan. Saat ini, Herditya menetapkan target harga untuk ADMR berada di Rp 2.480, EMTK Rp 2.700, BBRI Rp 4.900, dan INCO Rp 7.300. Support ADMR diperkirakan berada di Rp 1.835 dengan resistance Rp 2.380, support EMTK Rp 2.340 dengan resistance Rp 2.490, support BBRI berada di Rp 4.560 dengan resistance Rp 4.760, dan support INCO di Rp 6.350 dengan resistance Rp 6.950. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi