Sederet Upaya Pemerintah Untuk Terus Dorong Pemulihan Ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, akselerasi pemulihan ekonomi tahun ini akan ditentukan oleh respon kebijakan ekonomi yang tepat.

Selain vaksinasi dan disiplin pengendalian pandemi, pemerintah sudah menyusun kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, terukur dan efektif, efektivitas implementasi agenda reformasi struktural, baik implementasi UU Cipta Kerja dan UU perpajakan, upaya menjaga stabilitas harga-harga, utamanya pangan dan energi, dan penciptaan lapangan kerja secara signifikan dan kesiapan bertransformasi digital serta berinovasi untuk masa depan.

Adapun menurutnya, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 yang saat ini dialokasikan Rp 455,62 triliun, telah diarahkan untuk mendorong pemulihan di berbagai sektor dengan tetap mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi.


“PEN 2022 dirancang fleksibel dan responsif terhadap dinamika yang terjadi dan disederhanakan menjadi tiga kluster, yaitu Kluster Kesehatan, Kluster Perlindungan Sosial, dan Kluster Penguatan Pemulihan Ekonomi,” tutur Airlangga dalam keterangan resminya, Senin (28/3).

pBaca Juga: Airlangga Hartarto Targetkan 30 Juta UMKM Go Digital pada 2030

Guna mengakselerasi pemulihan sejak awal tahun 2022, Pemerintah menjalankan kebijakan front loading melalui program-program PEN diantaranya melalui perpanjangan subsidi bunga KUR 3%, perpanjangan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk jenis otomotif tertentu.

Kemudian, perpanjangan insentif PPN DTP Perumahan, Perluasan Bantuan Tunai PKL, Warung dan Nelayan (BT-PKLWN) di 212 kabupaten/kota prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem, serta percepatan penyaluran berbagai perlinsos, seperti PKH, Kartu Sembako dan Kartu Prakerja.

Selain itu, Indonesia juga dipercaya untuk memegang Presidensi G20, sebuah forum kerja sama ekonomi internasional beranggotakan 19 negara dan Uni Eropa. Terdapat 3 hal yang menjadi fokus utama Indonesia yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.

Terdapat 438 kegiatan selama Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yang tersebar di 25 kota lokasi di seluruh Indonesia. Pelaksanaan berbagai kegiatan Presidensi G20 tersebut diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, serta pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.

Dengan semangat untuk “Pulih Bersama”, Presidensi G20 Indonesia 2022 diharapkan berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global. Hal ini diperlukan untuk memanfaatkan momentum Presidensi G20 dan mendorong peran Perguruan Tinggi, terutama akademisi dan mahasiswa untuk kerja sama yang berkelanjutan, inklusif, dan berwawasan lingkungan melalui kelompok kerja di dalam G20 yaitu Youth20 dan Think20.

Baca Juga: Airlangga Optimistis Ekonomi RI Tumbuh Lebih Baik dari Ekonomi Global

“Semoga acara Conference Economic dan Business Innovation ini dapat menjadi forum untuk menumbuhkan ide-ide baru dan program konkret dari seluruh civitas akademika di Universitas Widyagama Malang dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional serta mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera,” imbuh Airlangga.

Lebih lanjut, akselerasi pemulihan ekonomi di tahun 2022 ini utamanya didorong oleh pandemi yang lebih terkendali dan cakupan vaksinasi yang jauh lebih tinggi, sehingga mendorong confidence masyarakat dan pulihnya aktivitas ekonomi.

Indikator sektor riil menunjukkan prospek yang baik di awal tahun 2022, dimana Indeks Keyakinan Konsumen di level optimis 113,10 pada Februari 2022. Sementara itu pertumbuhan impor bahan baku tercatat sebesar 29,98% (yoy) dan barang modal sebesar 20,98% (yoy) di Februari 2022, serta berlanjutnya Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur di level ekspansif  51,2 per Febuari 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari