Sediakan 30% pasokan BBM nasional, Arcandra minta kinerja kilang Cilacap ditingkatkan



KONTAN.CO.ID - CILACAP. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bersama Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati meninjau lokasi Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC)  Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (19/7).

Dalam kunjungan tersebut, Arcandra menekankan pentingnya peningkatan kinerja serta kualitas dari RU IV Cilacap. "Ini objek vital nasional yang perlu kita jaga, apalagi lebih dari 30% suplai BBM nasional dari kilang ini, artinya ini sangat penting sekali," ujar Arcandra, Jumat (19/7).

Proyek yang menelan biaya US$ 392 juta dan diinisiasi sejak November 2015 lalu memiliki kapasitas 348.000 barrel crude per day atau 33,4% dari total kapasitas kilang nasional atau yang terbesar di Indonesia.


Minyak mentah yang diolah di kilang ini berasal dari domestik dan sebagian impor, dengan produk yang dihasilkan berupa BBM seperti premium, kerosene, solar, pertamax hingga avtur. Selain BBM, kilang Cilacap juga memproduksi LPG, aspal, sulfur dan produk petrokimia seperti benzene dan propylene.

Proyek PLBC ini berkontribusi dalam meningkatkan produksi pertamax sekitar 668.000 barel per bulan (dari 1 juta barel per bulan menjadi 1,7 juta barel per bulan), sehingga meningkatkan pasokan BBM dalam negeri dan mengurangi impor gasoline atau High Octane Mogas Compone. Dengan demikian, terjadi peningkatan Gross Margin dari RU IV sebesar Rp 6,5 miliar per hari.

Sementara itu, Nicke menyebut ke depannya Pertamina akan terus mengembangkan sejumlah kilang milik Pertamina. "Targetnya di 2026 kita akan tingkatkan semua yang dari pengolahan Euro II menjadi Euro VI," sebut Nicke.

Sejauh ini baru dua kilang Pertamina yang mampu melakukan pengolahan BBM setara Euro IV yakni Kilang Cilacap dan Balongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi