Sedikitnya 550 Jamaah Meninggal dalam Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - RIYADH. Rekan dan keluarga jamaah haji yang hilang mencari rumah sakit dan memohon kabar secara online pada hari Rabu (19/6), karena takut akan hal terburuk setelah ratusan orang meninggal selama ritual tahunan di Arab Saudi.

Para diplomat Arab pada hari Selasa mengatakan kepada AFP bahwa sedikitnya 550 jamaah haji meninggal tahun ini, sebagian besar karena penyakit yang berhubungan dengan panas setelah suhu mencapai 51,8 derajat Celcius di Mekkah, kota tersuci dalam Islam.

Total korban tewas yang dilaporkan sejauh ini adalah 645 orang, menurut penghitungan AFP dari angka-angka yang dirilis oleh berbagai negara. Sekitar 1,8 juta orang melakukan ibadah haji.


Baca Juga: Pelaksanaan Haji Sukses, Para Pemimpin Negara Arab Ucapkan Selamat Kepada Raja Salman

Mabrouka binti Salem Shushana dari Tunisia, yang berusia 70-an, telah hilang sejak puncak ibadah haji pada hari Sabtu di Gunung Arafah, kata suaminya, Mohammed, kepada AFP pada hari Rabu.

Karena dia tidak terdaftar dan tidak memiliki izin haji resmi, dia tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC yang memungkinkan para jamaah mendinginkan diri setelah berjam-jam berdoa di luar ruangan, kata Mohammed.

"Dia adalah seorang wanita tua. Dia lelah. Dia merasa sangat kepanasan, dan dia tidak punya tempat untuk tidur," katanya. 

"Saya mencarinya di semua rumah sakit. Sampai sekarang saya tidak punya petunjuk," tambahnya.

Baca Juga: Indonesia Mendapat 221 Ribu Kuota Haji pada 1446 H/2025 M

Dia bukanlah satu-satunya orang yang putus asa mencari informasi.

Facebook dan jaringan media sosial lainnya telah dibanjiri dengan foto-foto orang hilang dan permintaan informasi.

Para pencari termasuk keluarga dan teman-teman Ghada Mahmoud Ahmed Dawood, seorang jamaah haji asal Mesir yang belum ditemukan sejak Sabtu.

"Saya menerima telepon dari putrinya di Mesir yang memohon kepada saya untuk mengunggah postingan di Facebook yang dapat membantu melacak atau menemukannya," kata seorang teman keluarga yang tinggal di Arab Saudi, yang berbicara tanpa menyebut nama karena tidak ingin membuat marah pihak berwenang Arab Saudi.

"Kabar baiknya adalah sampai sekarang kami tidak menemukannya dalam daftar orang yang meninggal, yang memberi kami harapan bahwa dia masih hidup," ujarnya.

Editor: Handoyo .