Sedikitnya Enam Orang Tewas Akibat Rusia Menembaki Apartemen di Kharkiv



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Ukraina mengutuk serangan Rusia yang menurut gubernur wilayah itu menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 16 lainnya di Kharkiv, kota kedua Ukraina, sebagai "tercela dan sinis".

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan sebuah blok apartemen telah "hancur total" dalam serangan Rabu malam, yang menurutnya tidak memiliki pembenaran dan menunjukkan ketidakberdayaan penyerang.

“Kami tidak akan memaafkan, kami akan membalas dendam”, tulisnya di aplikasi Telegram.


Serangan itu memicu kebakaran di gedung di kota timur laut itu, kata Walikota Igor Terekhov di Telegram.

Baca Juga: Perang Nuklir AS dan Rusia Bisa Menewaskan Lebih dari 5 Miliar Jiwa

Tim media Zelenskyy membagikan rekaman setelah serangan itu, menunjukkan layanan darurat berkumpul di luar gedung yang terbakar. Sebuah suara di video menggambarkan adegan itu dan mengatakan banyak orang masih belum ditemukan.

“Sayangnya, jumlah korban tewas dan luka-luka dalam penembakan di distrik Saltivka telah meningkat menjadi enam orang tewas dan 16 lainnya luka-luka,” kata Gubernur regional Oleg Synehubov di Telegram.

Kharkiv adalah target Rusia pada hari-hari awal perang, tetapi tentaranya tidak dapat merebut kota itu. Sementara Moskow kini telah mengalihkan fokus militernya ke timur dan selatan Ukraina, Kharkiv terus mengalami serangan dari udara.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, mengklaim perlu 'demliterisasi' tetangganya dan melindungi komunitas berbahasa Rusia di sana, tetapi ribuan orang telah terbunuh, dan jutaan orang Ukraina telah melarikan diri.

Baca Juga: China Kirim Pasukan ke Rusia untuk Ikut Latihan Vostok, Apa Itu?

Ukraina, yang melepaskan diri dari kekuasaan Rusia ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, menuduh Moskow mengobarkan perang penaklukan bergaya kekaisaran.

Moskow mencaplok semenanjung selatan Krimea pada tahun 2014 dan telah mendukung wilayah separatis di Donetsk dan Luhansk.

Editor: Handoyo .