JAKARTA. Cathay Pacific Airways Ltd memutuskan untuk menghentikan pembelian avtur dari PT Pertamina (Persero) cabang Bandara Juanda, Surabaya.Investigasi yang dilakukan teknisi maskapai asal Hongkong itu menemukan indikasi bahwa kualitas bahan bakar pesawat yang jelek dari Bandara Juanda mengakibatkan Airbus A330 yang terbang dari sana mengalami kerusakan mesin saat mendarat di bandara Hongkong."Setelah pilot mematikan satu mesin yang bermasalah, mesin yang satunya lagi mendadak mati. Sehingga keduanya tidak menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk beroperasi," kata Norman Lo, Director General of Civil Aviation Department, seperti yang dikutip dari WSJ. Norman melanjutkan, hasil investigasi yang dilakukan timnya atas sampel bahan bakar pesawat menyatakan bahwa avtur yang terkontaminasi ditenggarai menjadi penyebab kerusakan tersebut. "Akhirnya Cathay Pacific menginformasikan kepada otoritas penerbangan Hongkong dan Indonesia untuk tidak mengisi bahan bakar di bandara Surabaya," tandasnya.Namun, Juru Bicara Pertamina Basuki Trikora Putra sontak membantah bahwa perseroan menjual avtur yang berkualitas rendah. Menurutnya, spesifikasi avtur yang dijual Pertamina selalu memenuhi standar 991/91 yang diterbitkan IATA."Maskapai pengguna avtur kami juga selalu melakukan audit atas kualitas avtur sebelum membelinya. Saat terakhir mengisi avtur di Surabaya, pesawat Cathay itu hanya mengisi 30 ton. Padahal, jumlah avtur minimum untuk bisa terbang Surabaya-Hongkong minimal 70 ton. Artinya cadangan 40 juta ton yang masih ada di pesawat itu yang bermasalah, bukan dari avtur kami," tegas Basuki.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sedot Avtur di Bandara Juanda, Mesin Cathay Rusak
JAKARTA. Cathay Pacific Airways Ltd memutuskan untuk menghentikan pembelian avtur dari PT Pertamina (Persero) cabang Bandara Juanda, Surabaya.Investigasi yang dilakukan teknisi maskapai asal Hongkong itu menemukan indikasi bahwa kualitas bahan bakar pesawat yang jelek dari Bandara Juanda mengakibatkan Airbus A330 yang terbang dari sana mengalami kerusakan mesin saat mendarat di bandara Hongkong."Setelah pilot mematikan satu mesin yang bermasalah, mesin yang satunya lagi mendadak mati. Sehingga keduanya tidak menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk beroperasi," kata Norman Lo, Director General of Civil Aviation Department, seperti yang dikutip dari WSJ. Norman melanjutkan, hasil investigasi yang dilakukan timnya atas sampel bahan bakar pesawat menyatakan bahwa avtur yang terkontaminasi ditenggarai menjadi penyebab kerusakan tersebut. "Akhirnya Cathay Pacific menginformasikan kepada otoritas penerbangan Hongkong dan Indonesia untuk tidak mengisi bahan bakar di bandara Surabaya," tandasnya.Namun, Juru Bicara Pertamina Basuki Trikora Putra sontak membantah bahwa perseroan menjual avtur yang berkualitas rendah. Menurutnya, spesifikasi avtur yang dijual Pertamina selalu memenuhi standar 991/91 yang diterbitkan IATA."Maskapai pengguna avtur kami juga selalu melakukan audit atas kualitas avtur sebelum membelinya. Saat terakhir mengisi avtur di Surabaya, pesawat Cathay itu hanya mengisi 30 ton. Padahal, jumlah avtur minimum untuk bisa terbang Surabaya-Hongkong minimal 70 ton. Artinya cadangan 40 juta ton yang masih ada di pesawat itu yang bermasalah, bukan dari avtur kami," tegas Basuki.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News