Sedot wisman lewat buka visa bebas lima negara



JAKARTA. Pebisnis sambut positif rencana Menteri Pariwisata Kabinet Kerja Arief Yahya membebaskan visa wisatawan mancanegara (wisman) asal lima negara, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Australia. Rencana bebas visa ini diharapkan bisa menambah jumlah wisatawan asing (wisman) sebanyak 500.000 wisman.

Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cyprianus Aoer menilai rencana kebijakan ini bisa meningkatkan potensi bisnis pariwisata di Indonesia. Menurutnya, sesuai hitungan Menteri, tambahan wisman tersebut menambah potensi pendapatan dari pariwisata di Indonesia hingga bisa untung US$ 11,3 juta. "Lima negara yang diusulkan untuk bebas visa memang sangat potensial, karena setiap tahunnya pengunjung dari negara-negara ini tumbuh signifikan," kata dia kepada KONTAN, Rabu (5/11).

Tanpa menyebut angka persis pertumbuhannya, ia berharap jumlah perjalanan wisman bisa mencapai 200.000 perjalanan setiap tahunnya. Jumlah ini sama dengan jumlah perjalanan wisatawan domestik. "Lebih bagus lagi jika kebijakan bebas visa ini juga diiringi peningkatan kualitas layanan dari industri pariwisata Indonesia, contohnya kualitas hotel," ujar dia.


Kualitas pelayanan hotel juga diperlukan untuk mengantisipasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan. Makanya, PHRI telah mengadakan sertifikasi sejak 2008 kepada 40.000 pekerja hotel. Targetnya, tahun depan bisa menjaring 50.000 pekerja hotel tersertifikasi.

Dukungan pemerintah 

Selain itu, ia juga berharap ada campur tangan dari pemerintah. "Pemerintah juga perlu membantu penentuan lokasi hotel agar tak hanya terkonsentrasi di Jawa dan Bali," katanya.

Menurutnya, pemerataan ini penting supaya pemerintah membantu membuka destinasi wisata baru. Ketika destinasi baru dibuka tentu akan ada mata ekonomi baru di destinasi tersebut.

Sementara itu, menurut AB Sadewo, Vice President Brand and Communication Grup Panorama, pemerintah juga harus membantu membuka konektivitas lewat jalur udara dan jalur laut. "Sekarang ini,  Kementrian Pariwisata di bawah Menko Maritim, nah ini potensi yang bagus untuk membuka konektivitas Pariwisata lewat cruise (pelayaran)," tambahanya.

Pembukaan rute langsung ke destinasi tanpa harus transit pun dibutuhkan demi langkah efisiensi. Pemerintah juga perlu memperhatikan kepadatan trafik udara dan maskapai low cost. Dengan begitu, wisman semakin memiliki pilihan cara berwisata ke Indonesia. 

Di Panorama, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar negeri lebih banyak dari wisman ke Indonesia. "Tapi, growth kunjungan wisman ke Indonesia tiap tahun rata-rata 10%-15%," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon