KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gaya hidup sehat yang kian santer diikuti oleh kaum urban, mendorong perkembangan usaha minuman kesehatan. Jus buah menjadi salah satu minuman paling dicari dan digemari. Fenomena tersebut mendorong para penjaja jus buah ramai bermunculan. Mulai dari gerai pinggir jalan sampai pusat belanja. Sebagian dari mereka juga melebarkan sayap melalui kemitraan. Responnya cukup bagus. Potensi bisnis jus masih luas, sementara nilai investasinya juga terjangkau. Namun, ada juga mitra yang menutup gerainya lantaran lokasi yang habis sewa atau karyawan keluar.
Untuk mengetahui lebih detil mengenai usaha kemitraan jus buah, KONTAN akan mengulas perkembangan tiga pemain kemitraan jus buah yaitu Freezer Juice, Revo Juice dan Jus Sembako. Freezer Juice Usaha minuman yang dibesut oleh Kusrin pada 2013 lalu di Kudus, Jawa Tengah nampak tidak memperlihatkan perubahan yang berarti. Saat diulas Kontan pada April 2017 lalu, sudah ada enam gerai mitra dan 12 gerai milik pusat. Jumlah tersebut tak bertambah pada 2015 lalu. Begitu juga hingga tahun ini. "Dua tahun terakhir saya fokus menjalankan usaha yang sudah ada, hingga terkesan tak menawarkan kemitraan, terutama untuk luar Jawa," jelas Kusrin. Namun, bukan berarti dia menutup kerjasama kemitraan. Kusrin tetap menawarkan kemitraan dengan paket senilai Rp 12 juta. Khusus untuk mitra yang berada di luar kota, dia akan menambah biaya kirim produk. Belakangan, dirinya memang tidak melakukan promosi Freezer Juice lantaran tertarik menjajal usaha baru di bidang kuliner yaitu ayam dan bebek geprek. "Sekarang saya tengah fokus mengembangkan usaha saya dengan menambah wajah baru yakni ayam dan bebek geprek. Jadi, di sebelah outlet Freezer Juice ada juga outlet pendamping ayam geprek," ujarnya. Kusrin pun sudah membuka empat gerai ayam geprek. Seperti halnya jumlah mitra, Kusrin juga tak menambah varian rasa jus. Freezer Juice masih menyajikan 26 jenis jus buah. "Menu juga masih sama belum ada penambahan. Tapi, dalam waktu dekat saya akan menambah jenis produk yakni susu kambing hasil olahan dari rekan saya, mengingat masyarakat Kudus banyak yang mengkonsumsi susu kambing," tuturnya. Menurut Kusrin, kendala dalam menjalankan usaha jus buah ini biasanya datang saat musim hujan. "Omzet bisa turun karena minat pembeli pasti akan turun saat hujan karena cuaca yang dingin," ujarnya. Soal target ke depannya, Kusrin enggan merinci. Dia hanya berharap usahanya terus berkembang. Revo Juice Pelaku usaha kemitraan jus buah lainnya adalah Hendra yang mendirikan Revo Juice. Hendra memulai gerainya pada tahun 2009. Ketika diwawancarai KONTAN pada April 2017, jumlah gerai sudah mencapai 800 unit. Lima diantaranya milik pusat. Selang satu tahun, pertumbuhan Revo Juice cukup agresif. Kini, Revo Juice sudah memiliki 1.050 gerai yang tersebar di seluruh nusantara. Sementara pusat masih mengoperasikan lima gerai lama miliknya. Meski begitu, ada 23 gerai mitra yang tutup. "Penyebabnya, sewa tempat naik dan belum ada lokasi pengganti. Selain itu, tak ada pegawai yang jaga," ujar Hendra. Bila tahun lalu, gerai pusat sebagai pemasok bahan baku menghadapi kendala harga bahan baku, saat ini mereka menghadapi kesulitan soal pengadaan bahan baku. "Buah cepat busuk sebelum sampai outlet mitra," kata Hendra. Guna mengatasi persoalan ini, dia pun bekerja sama dengan pemasok buah dari daerah lokasi gerai mitra. Sehingga, mitra-mitra mendapat bahan baku dari pemasok buah terdekat di kotanya. Solusi masalah bahan baku ini juga sekaligus menjadi cara untuk menghindari kenaikan harga produk. Hendra menyatakan satu gelas jus Revo Juice masih dipatok dengan harga yang sama seperti tahun lalu. "Harganya masih sama yakni, Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per gelas," pungkas Hendra. Bila tahun lalu, rata-rata omzet mitra hanya Rp 150.000-Rp 200.000 per hari. Kini rata-rata omzet gerai Revo Juice meningkat Rp 200.000 hingga Rp 400.000. Bahkan Hendra bilang, mitranya dapat meraup laba bersih 40% dari omzet harian. Setelah mencatat pertumbuhan bisnis yang positif, Hendra menargetkan dapat mengandeng 1.800 mitra hingga akhir 2018. Pihaknya akan memfokuskan ekspansi ke Kalimantan. "Tahun ini paket investasi yang ditawarkan masih sama dengan tahun lalu yakni sebesar Rp 4,5 juta. Belum ada yang berubah," tutup Hendra. Jus Sembako Pelaku usaha kemitraan jus buah lainnya adalah Hamzah Parsaoran Sinaga yang membesut Jus Sembako di bawah bendera usaha Its Buah. Hamzah mendirikan usaha Jus Sembako awal September 2015 dan langsung menawarkan kemitraan. Saat KONTAN mengulasnya pada April 2017 lalu, Jus Sembako memberhentikan sementara tawaran kemitraannya dan berencana membukanya kembali setelah Idul Fitri 2017 lalu. Namun ternyata, hingga saat ini, Hamzah mengaku belum membuka kembali tawaran kemitraan Jus Sembako. Ia masih menyusun kembali sistem kemitraan. Saat ini, Hamzah dan tim tengah mempersiapkan konsep kemitraan yang baru. "Saat ini, kami sedang siapkan konsep kemitraan yang baru. Tentu dengan harga paket yang lebih terjangkau untuk mitra. Booth yang kami siapkan rencananya bakal lebih sederhana dibanding tawaran kemitraan yang lama. Intinya, kami ingin mitra lebih simple dalam menjalankan kemitraan Jus Sembako," terangnya. Sebelumnya, Jus Sembako telah memiliki enam gerai yang tersebar di sekitar Jakarta. Dua gerai milik pusat dan empat gerai lainnya milik mitra. Hamzah mengatakan, gerai mitra lama yang telah bergabung tetap terus beroperasi hingga saat ini. Hanya saja, pihak pusat belum membuka kembali kesempatan bagi calon mitra baru. "Selain memperbaiki konsep kemitraan, kami juga memperbaiki persoalan internal. Terlebih, terkait soal teknis operasional dan bahan baku," kata Hamzah. Ia berharap, paling cepat, akhir tahun ini Jus Sembako bisa membuka kembali tawaran kemitraannya. Pada 2015 lalu, Jus Sembako menawarkan dua paket kemitraan, yakni paket standar Rp 19 juta dan paket eksklusif Rp 35 juta. Dengan paket standar mitra akan mendapat booth, perlengkapan usaha seperti blender,
freezer, peralatan usaha, bahan baku awal 100 porsi, pelatihan karyawan dan perlengkapan promosi. Sementara untuk paket eksklusif fasilitas yang didapat sama, namun mitra akan mendapatkan kulkas dan peralatan dan perlengkapan yang lebih mewah. Hamzah mengklaim, keunggulan kemitraan jus sembako adalah kerjasama usaha berlangsung selama tiga tahun tanpa dikenakan biaya royalty fee maupun franchise fee. Mitra hanya disarankan membeli bahan baku ke pusat agar mereka tidak kesulitan mencari resep olahan yang berkualitas. Ada sembilan buah pokok yang dijual dalam bentuk jus di jus sembako. Antara lain, jambu, sirsak, alpukat, stroberi, melon, jeruk, buah naga dan lainnya. Harga jus sembako dibanderol Rp 10.000-Rp 17.000 per gelas. Potensi bagus, tetaplah jaga kualitas Konsultan Usaha Djoko Kurniawan menilai, potensi usaha minuman jus masih bagus hingga beberapa tahun kedepan. Pasalnya, masyarakat semakin sadar akan kondisi kesehatan. Persebaran mitra yang makin luas mewajibkan pemilik usaha punya standar yang jelas dan baku. Terutama, soal tata cara memilih buah, penyimpanan buah, dan cara pengolahan yang benar. Sebab, standar berpengaruh pada kualitas produk yang merupakan kunci untuk mempertahankan konsumen Selain kualitas produk, pelayanan yang baik juga menjadi strategi untuk menarik konsumen kembali.
Untuk memastikan pasokan buah di gerai mitra, Djoko pun menyarankan kerjasama pusat dengan pemasok buah lokal. Sedangkan, untuk buah musiman dapat distok dengan teknik frozen atau vacum. Sementara, untuk mengatasi kendala gerai mitra yang tutup lantaran lokasi atau karyawan, Djoko pun menyarankan mitra untuk punya lokasi sendiri yang sudah pasti. Jika harus kontrak, harus dipastikan atau ada jaminan dari pihak yang disewa bahwa lokasi tersebut akan aman dalam beberapa tahun ke depan. Sedangkan, supaya karyawan betah, ada baiknya mereka diberikan gaji yang layak dan sesuai dengan gaji di pasaran. Tanpa itu akan susah untuk mempertahankan karyawan karena bagaimanapun semua orang ingin hidup lebih baik. Suasana kerja yang hangat juga perlu dibangun agar karyawan merasa betah. Memanusiakan mereka juga akan mempererat hubungan dan mengurangi resiko turn over karyawan yang tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.