KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengingat gejala varian Omicron yang ringan dan sulit dibedakan dengan batuk atau flu biasa, pemerintah menghimbau masyarakat untuk segera melakukan tes Covid-19 jika merasakan gejala tersebut "Tidak pergi ke area publik, dan melakukan isolasi mandiri jika terdapat gejala seringan apapun," ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan dalam konferensi pers, Senin (24/1). Sejak teridentifikasi pertama kali di Afrika Selatan pada November tahun lalu, Omicron telah menyebar lebih dari dua bulan, yang lebih dari cukup bagi orang untuk melaporkan gejala varian ini.
Business Insider, menggunakan data dari Zoe COVID Symptom Study, mencatat 14 gejala teratas dari varian Omicron. Data hingga 5 Januari lalu berdasarkan kasus varian Omicron di Inggris Raya. Irene Petersen, profesor epidemiologi di University College London menyebutkan, “hidung berair dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama dari Omicron".
Baca Juga: WHO: Ini 6 Strategi untuk Akhiri Fase Akut Pandemi Covid-19 di 2022 Persentase menunjukkan orang yang melaporkan memiliki gejala tersebut. Berikut 14 gejala teratas dari varian Omicron, melansir
Deseret News yang mengutip laporan
Business Insider:
- Hidung berair 73%
- Sakit kepala 68%
- Kelelahan 64%
- Bersin 60%
- Sakit tenggorokan 60%
- Batuk terus-menerus 44%
- Suara serak 36%
- Menggigil 30%
- Demam 29%
- Pusing 28%
- Kabut otak 24%
- Nyeri otot 23%
- Kehilangan penciuman 19%
- Nyeri dada 19%
Dr. Robert Quigley,
Senior Vice President and Global Medical Director International SOS, kepada
Deseret News, mengatakan, gejala varian Omicron “mungkin sulit atau tidak mungkin untuk dihentikan”. “Bagi mereka yang mungkin mengalami sakit kepala, sakit tenggorokan, atau demam, Anda bisa menghidrasi dan minum obat sakit kepala dan obat flu yang dijual bebas untuk membantu mengurangi gejalanya,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan