KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Charlie Hospital Semarang Tbk menetapkan harga penawaran umum saham perdana atawa
initial public offering (IPO) di level Rp 115 per saham. Charlie Hospital Semarang akan menggelar masa penawaran umum pada 22–24 Agustus 2023. Rencananya, pencatatan saham dilakukan pada 28 Agustus 2023. Perusahaan yang akan menggunakan kode saham RSCH ini menawarkan 530 juta saham. Ini setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, Charlie Hospital Semarang berpotensi mengantongi dana segar sebesar Rp 60,95 miliar.
Baca Juga: Charlie Hospital Semarang (RSCH) IPO, Begini Catatan Analis Tim riset Investasiku (Mega Capital Sekuritas) mengatakan ada sejumlah sentimen positif bagi Charlie Hospital.
Pertama, pengesahan RUU Kesehatan dapat membawa potensi profitabilitas bagi rumah sakit.
Kedua, kenaikan tarif INA CBGs (Indonesian Case Based Groups) dapat memberikan kenaikan insentif yang diterima rumah sakit dan menekan biaya operasional rumah sakit.
Ketiga, rendahnya kapasitas tempat tidur per kapita Indonesia per tahun 2019 (satu tempat tidur per 1.000 jiwa) dibandingkan rekomendasi WHO (tiga tempat tidur per 1.000 jiwa) memberikan ruang bagi pertumbuhan rumah sakit.
Keempat, khusus bagi Charlie Hospital, peningkatan populasi penduduk kota Semarang dan kabupaten Kendal yang terus bertumbuh tiap tahun mendorong meningkatnya kebutuhan kesehatan masyarakat.
Kelima, penyelenggaraan program jaminan kesehatan oleh pemerintah yang akan membuka lebih banyak lagi peluang dalam sektor kesehatan di Indonesia khususnya Jawa Tengah.
Baca Juga: Patok Harga IPO Rp 115, Charlie Hospital Semarang (RSCH) Bidik Dana Rp 60,95 Miliar Keenam, demografi rumah sakit yang terletak di perbatasan kabupaten Kendal dan kota Semarang membuat rumah sakit mudah diakses oleh masyarakat.
Ketujuh, Charlie Hospital menjadi rumah sakit rujukan dari empat kecamatan sebagai wilayah cakupan dari BPJS yaitu Singorojo, Boja, Limbangan, dan Mijen.
Hal ini memberikan peluang bagi Charlie Hospital untuk menerima pasien dengan kuantitas yang lebih banyak dengan dijadikannya sebagai rujukan BPJS. Adapun risiko bisnis calon emiten ini seperti risiko keterbatasan tenaga medis, persaingan usaha rumah sakit, perubahan teknologi, adanya gugatan malpraktik dan tuntutan hukum, kegagalan dalam menerima pembayaran tepat waktu dari asuransi kesehatan, BPJS, ataupun pemerintah, perubahan peraturan undang-undang dan perizinan, dan risiko perubahan kondisi ekonomi secara makro atau global. Terdapat pula risiko investasi. Tim Riset InvestasiKu mencermati, risiko investasi saham RSCH seperti likuiditas saham yang ditawarkan, fluktuasi harga saham, penjualan saham, dan kemampuan membayarkan dividen. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati