JAKARTA. Krisis finansial membuat dunia properti berhenti berdenyut. Pengembang tidak sanggup lagi untuk menyelesaikan proyek perumahan. Akibatnya mereka terpaksa merumahkan ribuan tenaga kerja buruh.Sudah begitu, proyek infrastruktur pemerintah pun belum ada yang jalan. Tentu saja ini membuat nasib mereka makin tidak menentu. Makanya pemerintah perlu berbuat sesuatu terhadap para buruh.Salah satunya adalah dengan mempermudah pembeli asing untuk membeli properti milik pengembang. Pasalnya saat ini harga properti di sini masih sangat murah bila dibandingkan dengan properti di negara tetangga. 'Harga jualnya bisa terpaut sampai dengan 40 %. Malah ada yang sampai separuh harga properti di luar,' kata Direktur Konsultan Properti Cushman & Wakefield, Handa Sulaiman, Minggu, (30/11), di Jakarta.Saat ini, pembeli asing menghadapi banyak kendala. Mereka tidak bisa datang begitu saja dan langsung membeli unit properti seperti layaknya membeli di supermarket. Bayangkan untuk membeli mereka harus mengurus ijin kepemilikan selama tiga bulanMereka tidak bisa membeli dalam kapasitasnya sebagai pembeli individu. Makanya, untuk bisa mendapatkan kepemilikan properti itu, mereka harus membuat ijin PT sampai mengurus permodalan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Aturan ini tercantum dalam UU Pokok Agraria tahun 1966. 'Ini yang membuat pembeli asing enggan mengurus izin,' tandasnya.Seandainya ada kemudahan pembelian, pasti akan tercipta lapangan kerja baru. Sebagai ilustrasinya, dalam setahun saja ada sekitar 500.000 investor yang ingin memiliki properti di Indonesia. Jika satu proyek perumahan itu membutuhkan 50 tenaga buruh, maka dalam setahun, bisa menyedot sekitar 300 juta tenaga kerja kasar.Sudah tentu, kapitalisasi yang bakal terhimpun dalam setahun melalui proses ini sangat besar. Jika satu unit propertinya itu seharga Rp 500 juta kemudian dikalikan dengan jumlah investor yang ada sekitar 500.000, maka dana yang terhimpun bisa triliunan rupiah. 'Ini akan menggerakan sektor riil,' kata Ketua DPP REI, Teguh Satria.Nah, darimana saja datangnya para investor itu? Mereka berasal dari Singapura, Thailand dan Eropa seperti Belanda, Swiss dan Jerman. Dan yang paling banyak adalah dari Australia. Sisanya adalah dari negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea dan Timur Tengah.Mereka ini kebanyakan membeli properti di sini untuk menghabiskan hari tuanya. Tapi ada juga yang bertujuan untuk investasi kecil-kecilan. Biasanya mereka mencari properti di Bali dan Jakarta. Ada juga yang membeli properti di Makassar, Medan, Batam dan Padang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Segera Permudah Proses Jual Beli Properti Bagi Asing
Senin, 01 Desember 2008 08:29 WIB
Oleh: Ali Imron | Editor: