Segera rilis aturan baru, China siap jegal barang dari Amerika Serikat



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Guna membatasi barang impor dari Amerika Serikat (AS), pemerintah China diam-diam mengeluarkan pedoman pengadaan barang baru yang mengatur hingga 100% penggunaan barang lokal pada ratusan item termasuk mesin sinar-X dan pencitraan resonansi magnetik (MRI). 

Dilansir dari Reuters, Selasa (3/8), seorang mantan pejabat dari Amerika memperoleh dokumen 551 yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan China dan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) pada 14 Mei 2021. 

Dokumen tersebut berjudul pedoman audit untuk pengadaan produk impor pemerintah. Ia memperoleh salinan katalog 70 halaman yang sebelumnya tidak dilaporkan dan membacakan dokumen tersebut kepada Reuters. 


Mantan pejabat itu mengatakan bahwa ketika China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Mereka setuju untuk tidak mengeluarkan dokumen internal semacam itu. 

Baca Juga: Kapal perang Jerman menuju Laut China Selatan, apa yang terjadi?

Menurutnya, dokumen itu juga melanggar semangat kesepakatan perdagangan fase satu pada Januari 2020 lalu dengan Amerika Serikat. 

"Mereka perlu mengurangi hambatan, bukan membuat yang baru," terangnya. 

Dokumen itu diteruskan China ke rumah sakit di seluruh negeri, perusahaan BUMN, dan pembelian milik negara lainnya. Secara rinci, ada persyaratan konten lokal 25% hingga 100% untuk 315 item.

Itu termasuk peralatan medis, peralatan radar berbasis darat, mesin pengujian dan instrumen optik. Lalu barang yang digunakan untuk peternakan, instrumen seismik, dan peralatan kelautan, geologi dan geofisika.

Dokumen tersebut belum dirilis secara publik oleh Beijing. Sayangnya, Kementerian Keuangan China dan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi tidak menanggapi pertanyaan tentang hal itu.

Beberapa anggota parlemen AS dan pejabat industri semakin khawatir tentang transparansi Beijing dalam masalah perdagangan.

Pedoman baru mempengaruhi berbagai permintaan barang, termasuk peralatan medis, yang Beijing setuju untuk membeli lebih banyak di bawah ketentuan kesepakatan perdagangan Fase 1. 

Misalnya, peralatan pencitraan resonansi magnetik yang merupakan ekspor utama untuk perusahaan AS pada masa lalu. Namun permintaan barang tersebut akan menghadapi pembatasan di bawah kebijakan baru tersebut. 

Diketahui, China mengimpor sekitar US$124 miliar barang dari Amerika Serikat pada tahun 2020, sebagian besar dibeli oleh perusahaan besar milik negara dan perusahaan terkait pemerintah yang mengendalikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, pertanian, dan energi.

Menurut data Fitch Solutions, ekspor perangkat medis dari AS, yang dibuat oleh perusahaan seperti Johnson & Johnson, GE dan Abbott mencapai US$47,5 miliar pada 2018, dengan ekspor ke China senilai US$4,5 miliar. 

Impor barang-barang tersebut China turun selama perang perdagangan AS-China pada 2018 dan 2019, tetapi naik lagi setelah perjanjian perdagangan Fase 1 ditandatangani.

Doug Barry, juru bicara Dewan Bisnis China AS, mengatakan kelompoknya telah mendengar tentang dokumen tersebut, tetapi belum melihat salinannya. Anggota kelompok yang beroperasi di China melaporkan masalah baru dalam bersaing dan memenangkan penawaran di sana, termasuk bidang-bidang seperti peralatan pengujian dan transportasi, katanya.

Dewan mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menyelesaikan tinjauannya terhadap kebijakan perdagangan AS-China dan menyampaikan keprihatinan ketika Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu pada bulan Oktober lalu.

Selanjutnya: Kasus dan kematian Covid-19 di AS melonjak di tengah tingkat vaksinasi yang tumbuh

Editor: Herlina Kartika Dewi