Segera Terbit, Seri ORI022 Bisa Menjadi Alternatif Pilihan Investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI), yakni seri ORI022. Rencananya pemerintah akan menggelar masa penawaran ORI022 pada 26 September-20 Oktober 2022. 

ORI022 akan menjadi SBN kelima yang diterbitkan oleh negara di tahun 2022 ini. Pemerintah telah menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI021), Sukuk Ritel (SR016), Savings Bond Ritel (SBR011) dan Sukuk Negara Ritel SR017 pada tahun ini.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, ORI022 memiliki profil risiko yang sagat kecil karena baik pokok maupun pembayaran kuponnya ditanggung oleh pemerintah. 


Baca Juga: Jumlah Investor Baru SR017 Mencapai Angka Terbesar Dalam Penerbitan SBSN Ritel

"Obligasi retail ini kecenderungan risiko relatif kecil namun memiliki potensi penjualan ke depan yang besar. Terutama terhadap investor ritel yang belum memiliki SBN Ritel," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Senin (19/9). 

Menurut Reza, biasanya kuponnya selalu cenderung lebih tinggi hingga 2% dari suku bunga bank sentral pada masa penawaran. Jadi, dia memperkirakan kupon ORI022 kurang kemungkinan berada di 5,75%.

Keputusan pemerintah menetapkan kupon ORI didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertimbangan ini antara lain level suku bunga acuan Bank Indonesia saat penetapan kupon, imbal hasil obligasi acuan pemerintah yang berlaku di pasar untuk tenor yang sama, serta kondisi pasar global maupun domestik.

Baca Juga: ORI022 Segera Diterbitkan, Ini Prediksi Imbal Hasilnya

Reza melihat dengan kondisi pertumbuhan ekonomi serta potensi return atau imbal balik tinggi menjadi pemicu sentimen positif ini. Kondisi pasca pandemi yang berangsur membaik dan meningkatnya masyarakat yang berinvestasi dan kesehatan finansial khalayak umum juga berpengaruh positif dalam mengembalikan semangat jual beli masyarakat.

"Suku bunga yang lebih tinggi daripada produk investasi dengan risiko serupa seperti deposito juga menjadi alasan dibalik menariknya SBN ritel, jadi masih akan ramai dibeli oleh investor sebagai alternatif pilihan berinvestasi," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati