KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (
BUVA) proyeksikan segmen bisnis lifestyle akan memberi kontribusi terbesar bagi pendapatan perseroan. Seiring cepatnya pertumbuhan dari sektor tersebut. Menilik laporan keuangan perseroan, hingga kuartal III segmen bisnis lifestyle mencatatkan pendapatan Rp 229,57 miliar atau tumbuh 65,98% dari periode yang sama tahun lalu Rp 138,31 miliar. Sejauh ini, BUVA bermain di segmen pasar luxury.
Baca Juga: Perkuat modal, BUVA akan siap lakukan private placement pada tahun depan Sedangkan, dari segmen bisnis perhotelan tercatat sebesar Rp 220,87 miliar. Raihan tersebut tumbuh 2,82% dari periode yang sama tahun lalu Rp 214,8 miliar. "Sehingga kami proyeksikan hingga tutup tahun lifestyle akan berkontribusi 55% dan 45% dari hotel dan bahkan di tahun depan proyeksi kami lifestyle kontribusinya mencapai 60%," ujar Utomo, Direktur Bukit Uluwatu Villa di Jakarta, Selasa (12/11). Dari sana, hingga kuartal III tercatat pendapatan BUVA tercatat Rp 450,44 miliar atau tumbuh 27,02% dari periode yang sama tahun lalu Rp 354,6 miliar. Sayangnya, pertumbuhan pendapatan tak diikuti
bottom line yang mencatatkan pertumbuhan rugi bersih.
Baca Juga: Divisi baru belum capai efisiensi ideal, Bukit Uluwatu (BUVA) masih merugi Adapun rugi bersih BUVA hingga kuartal III naik menjadi Rp 46,25 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 41,51 miliar. "Karena Foods n Beverage (FnB) baru beroperasi jadi masih
overheat sehingga masih ada kerugian di segmen itu," ujarnya. Walaupun begitu, hingga akhir tahun nanti pihaknya optimistis mencatatkan pertumbuhan kinerja. Dari sisi pendapatan BUVA membidik Rp 620 miliar. Sedangkan, untuk
bottom line tak disebutkan secara gamblang. Hanya saja, ia yakin dapat membukukan rugi bersih yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu.
Untuk mencapai target tersebut, Hendry bilang telah menyiapkan beberapa strategi dengan fokus dengan proyek yang berjalan saja. Selain itu, juga dengan melakukan efisiensi dari sisi operasi dan struktur usaha, serta melakukan perampingan dari sisi financing yang mana dengan menekan tingkat pinjaman yang ada atas proyek berjalan.
Baca Juga: Pendapatan Bukit Uluwatu (BUVA) melonjak 77% terdongkrak divisi baru "Dengan beberapa proyek sudah mulai beroperasi walaupun belum maksimal kami akan menekan pinjaman dan berupaya untuk menurunkan pinjaman dengan salah satunya peningkatan modal melalui pasar modal," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto