KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra Graphia Tbk (
ASGR) hingga kuartal III-2020 masih loyo. Pendapatan perusahaan pun terlihat turun 14,54% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 2,35 triliun di sembilan bulan pertama 2020. Walau secara keseluruhan pendapatan
ASGR turun, namun beberapa lini usaha masih mencetak kenaikan. Lihat saja, lini bisnis sewa dan proyek yang masih positif di periode Januari-September 2020 lalu. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan pendapatan sewa sebesar 32,48% menjadi Rp 723,58 miliar dan proyek meningkat 63,84% menjadi Rp 281,15 miliar.
Baca Juga: Astra Graphia optimistis kinerjanya lebih baik pada semester II, ini alasannya Melinda Pudjo,
Head of Corporate Communication ASGR menjelaskan, pendapatan sewa dan rental tersebut, masuk dalam segmen bisnis solusi dokumen dan teknologi informasi. Hal ini juga merupakan buah dari proyek dan kontrak yang berhasil didapatkan pada kuartal sebelumnya. "Segmen bisnis solusi dokumen secara konsisten melakukan penetrasi pasar untuk seluruh portofolio produk guna meningkatkan jumlah unit terpasang dengan dukungan layanan kontrak servis (
full service maintenance agreement)," jelas dia kepada Kontan, Selasa (10/11). Melinda melanjutkan, segmen bisnis teknologi informasi ini juga menawarkan solusi layanan sebagai bagian dari
end-to-end digital services and solution. Kenaikan pendapatan juga dirasakan segmen teknologi informasi melalui penetrasi pasar, percepatan realisasi peluang dan implementasi jangka panjang. "Jadi peningkatan pendapatan proyek di segmen teknologi informasi ini, mayoritas dicapai melalui penguatan penetrasi pasar, percepatan realisasi peluang yang ada, serta implementasi proyek jangka panjang," jelas dia. Di sisi lain, penurunan yang terjadi di segmen solusi dokumen dan solusi perkantoran, akhirnya menyeret pendapatan
ASGR secara keseluruhan. Adapun penurunan yang terjadi di lini pemeliharaan dan perbaikan turun 21,28% menjadi hanya Rp 206,81 miliar dan pendapatan dari lini bahan pakai dan jasa alih daya anjlok 47,67% menjadi Rp 104,81 miliar. Lebih lanjut, Melinda optimis jika segmen teknologi informasi ini terus bisa menopang kinerja hingga akhir tahun mendatang. Untuk menjaga hal tersebut,
ASGR mempertimbangkan tantangan ekonomi dan tantangan bisnis pada industri
printing dan digital, dengan menerapkan langkah-langkah inisiatif strategis untuk membangun
sustainable business. "Kebijakan ini tentunya akan dikaji ulang setiap tahunnya agar bisnis Astragraphia dapat terus relevan. Penguatan pada bisnis inti akan diimbangi dengan evaluasi peluang yang ada di area layanan
printing dan digital. Hal ini disertai dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk kesiapan organisasi," sambung Melinda. Penerapan teknologi dan digitalisasi proses bisnis juga akan terus ditingkatkan tanpa melupakan penguatan pada kontribusi tanggung jawab sosial perusahaan. Ia juga mengatakan, ASGR secara khusus berupaya untuk menjalankan
operational excellence dalam setiap proses di seluruh lini bisnis untuk mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik.
Baca Juga: Industri kreatif terdampak pandemi, Astra Graphia selenggarakan kelas ASIK Jogja "Jadi kami yakin, kinerja bisnis Astragraphia konsolidasi bisa ditopang dari tiga segmen bisnis, yakni solusi dokumen, teknologi informasi, dan solusi perkantoran dan semua segmen bisnis ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik di tahun 2020," imbuh Melinda.
Penurunan pendapatan ASGR secara keseluruhan ini, mempengaruhi penerimaan laba bersih yang ikut menurun 66,32% menjadi Rp 33,67 miliar dari perolehan Rp 99,96 miliar Lalu, total aset ASGR turun 15,52% sejak awal tahun menjadi Rp 2,45 triliun. Sedangkan total liabilitas Astra Graphia turun 32,67% menjadi Rp 855,63 miliar. "Penurunan liabilitas terutama disebabkan oleh penurunan nilai utang usaha atas pembelian barang dan jasa yang sebagian pembayarannya dilakukan pada kuartal pertama 2020," pungkas Melinda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari