KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Segmen produk yang lebih murah akan menjadi mesin pertumbuhan bagi penjualan produsen rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (
HMSP) pada 2023. Di sisi lain, potensi kenaikan harga jual rokok masih terbuka bagi HMSP di sisa tahun 2023. Research Analyst MNC Sekuritas Raka Junico tetap berpandangan positif terhadap HMSP, mengingat efektivitas produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebagai penyangga kinerja. Segmen produk SKT masih diminati karena kenaikan cukai SKT lebih rendah dibandingkan kenaikan cukai rokok buatan mesin. Kategori produk SKT mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 26,1%yoy di paruh pertama 2023 dengan kontribusi sekitar 27%, sehingga mengimbangi sedikit penurunan pendapatan pada kategori Sigaret Kretek Mesin (SKM) sekitar 0,9% yang berkontribusi 62% terhadap total pendapatan HMSP.
Baca Juga: Kinerja HM Sampoerna (HMSP) Diuntungkan Harga Jual Tinggi, Cek Rekomendasi Sahamnya Dji Sam Soe Kretek’12 dan Super Premium’12 sebagai produk SKT telah membentuk ceruk pasarnya masing-masing. Philip Morris International sebagai pengendali HMSP juga telah meningkatkan aktivitas manufaktur pihak ketiga di Indonesia, seiring dengan peningkatan volume industri di bawah Tier 1 mencapai sekitar 40%. Menurut Raka, kebangkitan rokok SKT dimulai setelah kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang signfikan pada segmen SKM dan Sigaret Putih Mesin (SPM) sejak 2020. Hal itu membuat harga lebih terjangkau bagi segmen SKT dan terciptanya disparitas harga. Terlebih lagi, Raka mencermati bahwa industri SKT aktif berinovasi dengan memperkenalkan varian rasa baru, seperti rokok Juara’12 dengan kisaran harga terjangkau Rp12.000 – Rp 14.000 per bungkus. “Kami melihat adanya potensi menarik bagi pasar di bawah tier 1,” jelas Raka dalam riset 2 Agustus 2023.
Baca Juga: Dividen Perusahaan Global Pecah Rekor, Bagaimana dengan Emiten Indonesia? Raka memperkirakan HMSP masih mampu meningkatkan harga jualnya di paruh kedua tahun ini, mengingat penyesuaian harga cukup halus di paruh pertama. Langkah menaikkan harga jual diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas HMSP sambil mempertahankan pangsa pasar. Adapun pangsa pasar HMSP pada semester I 2023 mencapai 28,7%, lebih tinggi dari periode semester pertama tahun lalu yakni 28,3%.
Bertambahnya pangsa pasar HMSP karena turunnya volume penjualan sebesar 4,3% di semester I 2023 masih lebih lambat dibandingkan penurunan volume penjualan secara industri yang sebesar 5,6% yoy. Tak kalah penting, HMSP memiliki motor pertumbuhan untuk masa depan dari hadirnya inovasi produk tembakau bebas asap rokok alias IQOS Iluma. HMSP telah menginvestasikan sebesar US$ 186 juta untuk pendirian pabrik produk tembakau bebas asap rokok di Karawang, Jawa Barat, yang telah diresmikan pada kuartal terakhir tahun lalu.
Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing Saat iHSG Menguat, Rabu (9/8) Produk tembakau bebas asap rokok menjadi pembeda HMSP dibandingkan kompetitor lainnya di Indonesia, dan bahkan produk IQOS tersebut menjadi yang pertama diluncurkan di Asia Tenggara.
"Kehadiran pabrik produk tembakau bebas asap rokok diharapkan dapat mendukung penjualan produk IQOS baik di dalam negeri maupun internasional,” imbuh Raka.
Raka memaparkan, HM Sampoerna telah memiliki total gerai sekitar 265 yang tersebar di 10 kota di Indonesia. Ke depannya, produk IQOS diharapkan bakal lebih inovatif dengan modifikasi baru.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) Rombak Susunan Direksinya Dia menyematkan rekomendasi Buy untuk saham HMSP dengan target harga sebesar Rp 1.250 per saham. Pada Selasa (12/9), saham HMSP ditutup pada level harga Rp 855 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli