Segmen Rumah Residensial Level Menengah Paling Banyak Diminati di Jabodetabek



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan segmen rumah residensial di level menengah dengan range harga Rp 16 juta rupiah sampai Rp 24 juta rupiah per meter persegi, paling banyak diminati di Jabodetabek.

Dalam rekap data per semester I 2022, unit dari segmen middle adalah unit yang terserap paling banyak di pasar atau sekitar 60%. Lalu, area yang dipilih oleh konsumen, untuk unit apartemen di pasar primer umumnya adalah wilayah yang dekat dengan terminal/TOD/stasiun.

"Setiap produk residential, baik itu rumah tapak, ataupun rumah vertikal (apartemen) memiliki segmen-nya masing-masing. Umumnya range harga sangat bergantung dengan lokasi, luasan unit, arsitektural, desain interior, fitur tambahan lain seperti taman, smart component, dan sebagainya," jelasnya kepada Kontan, Jumat (25/11).


Sebagai contoh, untuk rumah vertikal atau apartemen strata (jual)/kondominium, klasifikasi harga yang dilakukan Knight Frank untuk melakukan investigasi pasar adalah, segmen High-End, yang dibanderol di atas Rp40 juta rupiah per meter persegi. 

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Sebut Harga Bangun Sudah Mulai Naik

Lalu segmen Upper dibanderol Rp 32 juta rupiah sampai Rp 40 juta rupiah per meter persegi.

Segmen Upper-Middle dibanderol di level Rp 24 juta rupiah sampai Rp32 juta rupiah per meter persegi. Lalu segmen Middle di level Rp16 juta rupiah sampai Rp 24 juta rupiah per meter persegi, terakhir segmen Lower Middle yang dibanderol kurang dari Rp16 juta per meter persegi.

Knight Frank melanjutkan untuk pasar residensial vertikal seperti kondominium, pasokannya saat ini 226.754 unit, dengan jumlah unit belum terjual 9.491 unit. 

Sementara di pasar primer atau unit yang sedang dalam proses pembangunan, terdapat stok 32.723 unit, dengan unit yang belum terjual 34,5% Atau total unit yang belum terjual mencapai 11.289 unit.

"Di masa pandemi, penjualan kondominium relatif tertahan, atau cenderung melemah. Peningkatan penjualan di semester I 2022 hanya berkisar 0,2% dari semester sebelumnya," sambungnya.

Untuk sektor perkantoran, Syarifah menilai memang saat ini memiliki tantangan tersendiri. Adaptasi hybrid operation, masih lemahnya kondisi ekonomi dan stok yang berlimpah menjadi kondisi yang dihadapi dalam dinamika pasar perkantoran di Jakarta saat ini.

Baca Juga: PP Properti (PPRO) Targetkan Marketing Sales Tumbuh 10% pada Tahun 2023

Namun meredanya pandemi, perlahan mengantar pergerakan pasar lebih baik. Sektor-sektor seperti IT, Fintech, Mining, Logistics mulai aktif menyerap ruang kantor di CBD Jakarta saat ini.

Di tahun 2023, Knight Frank memproyeksi pasokan kantor masih akan bertambah sampai tahun depan, atau tambahan sekitar 388.860 sqm, dari total 6,9 juta sqm stok yang ada saat ini.

"Sementara itu, permintaan belum lagi pulih seperti masa pra-pandemi, sehingga tantangan masih terus bergulir di sektor perkantoran tahun depan. Dengan kondisi yang demikian, harga diprediksikan masih akan stagnan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli