KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga logam mineral, khususnya tembaga diproyeksikan akan menjadi penopang kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA). Merujuk data
Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 9.174 per metrik ton. Harga ini secara
year to date sudah naik sekitar 16%, namun, jika dihitung dari posisi terendahnya pada akhir Maret 2020 sudah naik 94%. Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal mengatakan, kenaikan harga tembaga tersebut akan menjadi katalis positif bagi kinerja MDKA sepanjang tahun ini. Bahkan, ia memperkirakan, kenaikan harga ini bisa meningkatkan kontribusi penjualan tembaga ke
top line MDKA pada tahun ini.
“Dengan kecenderungan harga yang tinggi jadi kontribusi (tembaga) ke
topline mungkin bisa
shift ke sekitar 40%. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, secara rata-rata di 15%,” kata Fauzan ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/10).
Baca Juga: Anak usaha Merdeka Copper Gold (MDKA) serahkan lahan kompensasi seluas 857,26 hektare Fauzan menambahkan, selain dari kenaikan harga, kontribusi produksi tembaga yang meningkat juga turut menjadi faktor pendukung. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari adanya penambahan aktivitas di Partolang Pit di mana eksplorasi lebih lanjut juga sedang dilakukan di Partolang Barat. Walau begitu, ia cukup menyangsikan prospek harga tembaga pada sisa akhir tahun ini. Hal tersebut seiring dengan adanya sentimen turunnya permintaan dari China. Adanya kasus di sektor properti dan penjatahan listrik di China jadi penyebabnya. Dengan operasional pabrik yang dibatasi serta aktivitas properti yang terganggu, maka permintaan akan tembaga pun sedikit berkurang. “Kami masih optimistis sampai akhir tahun nanti, harga jual tembaga MDKA bisa stabil di USD9,000 per ton atau naik 48% yoy. Angka ini masih relatif sama dengan harga spot saat ini,” imbuh Fauzan. Sementara untuk segmen emas, Fauzan melihat akan ada pemulihan produksi seiring perbaikan
heap leach pad dengan penerapan desain baru untuk mencegah adanya insiden kembali di masa depan. Adapun, Fauzan memproyeksikan, target volume MDKA untuk emas pada tahun ini turun 30% secara yoy. Sementara untuk tembaga akan naik 191% yoy untuk mengimbangi tingkat produksi yang rendah di kuartal I-2021. Manajemen MDKA sendiri mematok produksi emas di kisaran 100.000-125.000 oz dengan produksi tembaga mencapai 14.000-18.000 ton untuk tahun ini. Terlepas dari pergerakan harga mineral logam, Fauzan meyakini harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) MDKA masih akan tetap defensif. Hal ini karena adanya inisiatif lindung nilai (
hedging). “Sekitar 54.000 oz emas yang diproduksi akan dilindung nilai pada harga US$ 1.900 per oz hingga akhir 2022. Sementara tembaga akan di-hedging di harga US$ 10.000 per ton untuk paruh kedua tahun depan,” ujarnya. Pada tahun ini, ia memperkirakan, MDKA akan membukukan pendapatan sebesar US$ 353 juta dengan laba bersih sebesar US$ 63 juta. Sedangkan untuk tahun depan, ia memproyeksikan, MDKA akan mengantongi pendapatan US$ 424 juta dan laba bersih US$ 110 juta.
Saat ini, Fauzan masih mempertahankan rekomendasi beli saham MDKA dengan target harga Rp 3.140 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat