Untuk pertama kalinya Indonesia terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Economic Forum on East Asia 2011. Pelaksanaan WEF ini sekaligus berpeluang menunjukkan bahwa Indonesia kaya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, plus pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Karena itu, dalam forum ini, sudah seharusnya Indonesia mendapatkan keuntungan supaya bisa bersaing di pasar global. WEF EA baru saja usai digelar di Tanah Air. Hasil pertemuan sejumlah pemimpin bangsa dan tokoh-tokoh bisnis di kawasan Asia Timur ini sepakat untuk fokus mengatasi beragam masalah seperti tekanan inflasi, kelangkaan sumber daya, dan kerusakan lingkungan yang kian tak terkendali. Yang menyenangkan, mereka tak lupa membahas keberlangsungan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Maklum, Indonesia sudah telanjur disebut-sebut sebagai calon kekuatan ekonomi baru di Asia, bahkan di dunia. Banyak kalangan menilai, Indonesia mampu bersaing secara global dan tak sekadar menjadi sebuah pasar besar bagi beragam produk impor.Nah, untuk mengetahui posisi ekonomi Indonesia itu, jurnalis KONTAN Azis Husaini dan Herry Prasetyo mencoba mencari waktu mewawancarai Sehat Sutardja, Wakil Ketua World Economic Forum (WEF) East Asia (EA), sekaligus pendiri Marvel Technology Group yang berkantor pusat di Amerika Serikat. Silakan simak nukilan wawancara yang berlangsung dalam beberapa kesempatan, sebagian bersama wartawan media lain, pekan lalu.
KONTAN: Apa saja manfaat WEF bagi Indonesia?Sehat: World Economic Forum East Asia (WEF EA) memiliki platform yang bagus untuk membicarakan masalah ekonomi dan bisnis yang kita alami saat ini. Ketika kita berbicara tentang masalah maka harus ada solusi, dan di forum inilah kita harus mendapatkan solusi yang konkret.Selain itu, manfaat bagi Indonesia, WEF sangat bagus bagi perusahaan-perusahaan berskala global untuk datang dan mengetahui peluang bisnis di Indonesia. Karena bisa jadi selama ini tidak banyak perusahaan asing mengerti tentang Indonesia. Jadi wajar kalau mereka tidak tahu peluang yang ada di Indonesia. Jadi lewat forum ini mereka akan mengetahui tentang Indonesia dan mulai berpikir bahwa Indonesia juga bisa menjadi tempat investasi dan membangun kerjasama antar-perusahaan. Baik perusahaan atau pengambil kebijakan yang datang di forum akan memahami apa yang bisa dilakukan di Indonesia atau di tempat lain di luar Indonesia. Karena di forum ini kita bisa mengetahui apa saja yang bisa diperbuat perusahaan-perusahaan itu dan apa yang bisa dilakukan pemerintah. Dengan demikian, forum ini juga menjadi peluang berinvestasi. KONTAN: Apa saja kesempatan itu? Bisakah Anda memberikan contoh?Sehat: Salah satu kesempatan itu, misalnya, meraih kesempatan investasi di bidang infrastruktur. Atau bisa juga di bidang telekomunikasi. Telekomunikasi bisa memproduksi informasi bagi masyarakat. Sehingga dengan teknologi informasi kita bisa menjadi lebih dekat. Kebetulan saya paham soal teknologi informasi. Dan yang lebih penting buat Indonesia sebagai negara berkembang harus meraih investasi sebanyak-banyaknya supaya bisa sama-sama belajar. KONTAN: Bagaimana pandangan Anda tentang Indonesia saat ini?Sehat: Indonesia kini telah masuk radar dunia. Banyak yang ingin berinvestasi di sini. Memang untuk perkembangan teknologi masih banyak yang harus diperbaiki. Intinya masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu Indonesia harus fokus. Maksudnya, Indonesia itu apakah harus fokus pada kekuatan pertanian, teknologi, atau yang lain. Kalau sudah fokus, tentu akan menjadi kuat. Dengan adanya WEF ini adalah sebuah peluang besar yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengatakan bahwa negeri ini juga bisa bersaing. KONTAN: Kapan Indonesia bisa bersaing dengan China yang kini sudah jadi negara industri terbesar di dunia?Sehat: Saya pikir, 10 tahun ke depan Indonesia sudah bisa bersaing dengan China. Memang saat ini masih dalam proses, sebab masih banyak yang harus kita perbaiki. Namun saya yakin Indonesia bisa menjadi negara industri. KONTAN: Apakah peluang untuk bersaing itu benar-benar masih ada?Sehat: Tentu saja peluang itu masih terbuka lebar. Anda harus tahu bahwa China sudah fokus dalam pembangunan industri selama 30 tahun. Jadi mereka tentu bisa menjadi pemimpin di wilayah. Sedangkan Indonesia baru saja memulai. Namun, dengan perbaikan teknologi untuk mengejar ketertinggalan dari China, kemajuan bisa lebih cepat. Karena itu negara ini berpeluang untuk terus berkembang. KONTAN: Bagaimana mendatangkan investasi skala besar ke Indonesia?Sehat: Kalau di Amerika Serikat, khususnya di investasi bidang teknologi elektronik atau semikonduktor, tidak terlalu banyak regulasi. Pemerintah di sana sangat tahu betul bagaimana mempermudah regulasi agar investasi mau datang. Mereka tidak membatasi bagi warga negara untuk mengembangkan teknologi sehingga banyak pengusaha lahir. Yang ingin saya katakan, untuk mendatangkan investasi dan melahirkan pengusaha besar, harus meniru regulasi di negara maju seperti Amerika Serikat.
KONTAN: Tingkat korupsi di Indonesia masih tinggi, apakah ini jadi kendala?Sehat: Pertanyaan Anda terlalu berat. Kita lihat buktinya saja saat ini. Indonesia menjadi tuan rumah WEF dan sekarang banyak perusahaan yang sudah berinvestasi di Indonesia. KONTAN: Sebagai pengusaha yang sukses, menurut Anda apa kekurangan dan kelebihan pengusaha Indonesia?Sehat: Saya kira pengusaha Indonesia harus berani bersaing dengan pengusaha di luar negeri. Pengusaha Indonesia juga harus berani bersinergi satu sama lain sehingga perusahaan asal Indonesia bisa mendunia. Di forum WEF ini sebenarnya sangat bagus untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan menjadikan kerjasama itu hal yang konkrit. Jadi jangan jadikan WEF ini ajang pertemuan biasa. Kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin.
Selengkapnya baca Tabloid KONTAN edisi 20-26 Juni 2011 yang terbit pekan ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can