JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan merevisi blue book Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri - Jangka Menengah (DRPHLN-JM) periode 2010 - 2014. Langkah ini dilakoni untuk mencapai keseimbangan anggaran penerimaan dan belanja (balance budget) di 2015.Staf Khusus Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/Bappenas Dedi Supriadi Priyatna menuturkan, saat ini, Bappenas sedang mengkaji untuk memangkas besaran proyeksi peminjaman utang dalam beberapa pos anggaran. "Tadi kami rapat untuk merevisi daftar pinjaman itu supaya mencapai balance budget. Apakah misalnya anggaran pendidikan perlu pakai utang?" ujar Dedi, Jumat (25/11).Dia bilang, saat ini Bappenas masih merumuskan pos anggaran mana saja yang akan dikurangi dari pembiayaan utang. "Akhir Desember paling tidak kami sudah punya gambaran. Mungkin nanti bisa dibicarakan dengan Kementerian lain," lanjutnya.Sebelumnya, Wismana Adi Suryabrata, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas mengungkapkan, untuk mencapai balance budget, pemerintah perlu mendorong penyerapan belanja pemerintah. Hal ini agar tidak terjadi ketimpangan alokasi dan mengarahkan pertumbuhan ekonomi lebih positif. "Agar berkualitas dan ada daya dorong lebih baik, penyerapan harus tepat waktu dan sesuai sasaran," jelasnya.Selain itu, menurut Wismana, pemerintah harus mempercepat perbaikan program pembangunan agar penyerapan dapat lancar dan efektif. Energi dan infrastruktur perlu dimaksimalkan, karena komposisi dari belanja itu menentukan daya dorong.Catatan saja, berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2012, pemerintah dan DPR sepakat menetapkan target pendapatan negara dari hibah sebesar Rp 1.311,4 triliun. Sementara, alokasi belanja negara direncanakan sebesar Rp 1.435,4 triliun, sehingga diperkirakan anggaran bakal defisit sebesar Rp 124 triliun, atau 1,5% dari PDB.Sementara dalam APBN-P 2011, pemerintah menargetkan penarikan pinjaman proyek luar negeri sebesar Rp 36,9 triliun dan hingga semester pertama 2011, realisasi penarikan pinjaman proyek hanya mencapai 14% dari pagu anggaran. Akumulasi transaksi utang hingga kuartal kedua 2011 sudah tercatat sebesar US$ 214,1 miliar, pembayaran pokok utang US$ 145,7 miliar, pembayaran bunga utang US$ 85,9 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Seimbangkan anggaran, Bappenas revisi PHLN periode 2010 - 2014
JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan merevisi blue book Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri - Jangka Menengah (DRPHLN-JM) periode 2010 - 2014. Langkah ini dilakoni untuk mencapai keseimbangan anggaran penerimaan dan belanja (balance budget) di 2015.Staf Khusus Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/Bappenas Dedi Supriadi Priyatna menuturkan, saat ini, Bappenas sedang mengkaji untuk memangkas besaran proyeksi peminjaman utang dalam beberapa pos anggaran. "Tadi kami rapat untuk merevisi daftar pinjaman itu supaya mencapai balance budget. Apakah misalnya anggaran pendidikan perlu pakai utang?" ujar Dedi, Jumat (25/11).Dia bilang, saat ini Bappenas masih merumuskan pos anggaran mana saja yang akan dikurangi dari pembiayaan utang. "Akhir Desember paling tidak kami sudah punya gambaran. Mungkin nanti bisa dibicarakan dengan Kementerian lain," lanjutnya.Sebelumnya, Wismana Adi Suryabrata, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas mengungkapkan, untuk mencapai balance budget, pemerintah perlu mendorong penyerapan belanja pemerintah. Hal ini agar tidak terjadi ketimpangan alokasi dan mengarahkan pertumbuhan ekonomi lebih positif. "Agar berkualitas dan ada daya dorong lebih baik, penyerapan harus tepat waktu dan sesuai sasaran," jelasnya.Selain itu, menurut Wismana, pemerintah harus mempercepat perbaikan program pembangunan agar penyerapan dapat lancar dan efektif. Energi dan infrastruktur perlu dimaksimalkan, karena komposisi dari belanja itu menentukan daya dorong.Catatan saja, berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2012, pemerintah dan DPR sepakat menetapkan target pendapatan negara dari hibah sebesar Rp 1.311,4 triliun. Sementara, alokasi belanja negara direncanakan sebesar Rp 1.435,4 triliun, sehingga diperkirakan anggaran bakal defisit sebesar Rp 124 triliun, atau 1,5% dari PDB.Sementara dalam APBN-P 2011, pemerintah menargetkan penarikan pinjaman proyek luar negeri sebesar Rp 36,9 triliun dan hingga semester pertama 2011, realisasi penarikan pinjaman proyek hanya mencapai 14% dari pagu anggaran. Akumulasi transaksi utang hingga kuartal kedua 2011 sudah tercatat sebesar US$ 214,1 miliar, pembayaran pokok utang US$ 145,7 miliar, pembayaran bunga utang US$ 85,9 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News