KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) telah menggelar RUPS pada 27 Agustus 2020. RUPS SBAT telah menyetujui laporan keuangan dan tahunan serta pengesahan perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan laba rugi perseroan untuk tahun buku 2019. RUPS juga menetapkan penggunaan laba untuk menunjang kegiatan operasi dan pengembangan usaha serta tetap mempercayakan Jefri Junaedi sebagai Direktur Utama dan Somad Tjuar sebagai Direktur. Komposisi dewan komisaris juga tidak berubah, yakni Santoso Widjojo sebagai Komisaris Utama, Martha Intan Yaputra sebagai Komisaris dan Mamay Jamaludin sebagai Komisaris Independen.
Baca Juga: Tingkatkan produksi, SBAT beli mesin seharga Rp 87 miliar Direktur Utama SBAT, Jefri Junaedi mengatakan,momentum RUPS membuat tren pergerakan saham perseroan melesat pada perdagangan pada Kamis ( 27/8) ke di level Rp 242. Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi saham SBAT mencapai Rp 4,7 miliar dan volume perdagangan saham 208.216 saham. Dalam sebulan terakhir saham emiten ini sudah naik 54% dan terhitung sejak IPO di bulan April sudah tumbuh lebih dari 100%. “Kenaikan harga saham dari awal IPO Rp 105 hingga saat ini Rp 242 yang mencapai 105% ini karena kepercayaan pasar terhadap kinerja perseroan yang memang sedang kami genjot,” kata Jefri Junaedi dalam keterangan resminya, Jumat (28/8). Jefri bilang, SBAT saat ini sedang memperluas pasar ekspor dari sebelumnya hanya di kawasan Asia dan kini mengepakkan sayap di pasar Eropa dan Amerika Latin. SBAT merupakan perusahaan penghasil benang hasil daur ulang (recycle) bahan tekstil terbesar di Indonesia. Ada dua jenis benang yang dihasilkan perusahaan ini, yakni
open end dan
ring spinning. Benang
open end biasanya digunakan para pelanggan SBAT untuk bahan baku pembuatan sarung tangan, lap meja, hingga kain pel. Sementara benang
ring spinning biasanya digunakan untuk bahan baku kain. Tahun lalu, perusahaan merasakan bahwa persaingan bisnis tekstil cukup berat. Kendati begitu, SBAT masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif. Pendapatan bersih perseroan mencapai Rp 318 miliar.
Penjualan ke pasar ekspor menyumbang sekitar 30% dari pendapatan SBAT, sementara 70% didominasi oleh penjualan ke pasar domestik. Di tahun 2020 ini, SBAT memprioritaskan pada pengembangan kualitas produk, terutama soal faktor keramahan terhadap lingkungan. Salah satu yang membuat produk SBAT diminati pasar, benang open endnya sangat ramah lingkungan karena sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. “Sebelumnya kami fokus pada pengembangan benang
open end di warna putih, karena memang peminatnya cukup banyak. Namun, saat ini kami juga sudah mengembangkan warna-warna lain, terutama hitam, merah dan biru. Tiga warna ini sangat diminati pasar Pakistan, karena sebagai bahan baku kaos kaki dan pasar Rusia untuk sarung tangan. Benang kami diminati, karena sama sekali bebas bahan kimia sehingga ramah kepada kulit,” pungkas Jefri.
Baca Juga: Tiga bulan setelah listing, Sejahtera Bintang Abadi (SBAT) menyerap seluruh dana IPO Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi