Sejak ada work from home, pengguna tanda tangan digital naik signifikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyedia solusi identitas digital dan tandatangan PrivyId mengklaim penggunanya mengalami kenaikan yang signifikan sejak adanya himbauan Work From Home (WFH).

Tercatat, pada 4 bulan pertama pengguna PrivyId mencapai 6 juta yang di dominasi oleh industri telekomunikasi dan layanan keuangan khususnya fintech P2P lending.

Baca Juga: Transaksi GoPay, OVO, LinkAja hingga Dana melonjak selama Ramadan


“Mengenai industri dari klien perusahaan, tercatat hingga April sebanyak 17% klien berasal dari industri IT, telekomunikasi dan digital media. Selanjutnya di dominasi oleh financial service & fintech yang mencapai 13% dari total klien perusahaan,” ujar CEO PrivyId Marshall Pribadi kepada Kontan.co.id, Jumat (14/5).

Marshall menyebutkan, kenaikan klien perusahaan pada Januari hingga April mencapai 310% jika dibandingkan pada September hingga Desember tahun lalu. Menurutnya, kenaikan tersebut dengan rata-rata sebanyak 40 perusahaan memakai layanan PrivyId di setiap bulannya.

Sedangkan, kenaikan pengguna individu pada Januari hingga April naik 54% jika dibandingkan September hingga Desember. Asal tahu saja, adapun rata-rata pengguna per bulan sebanyak 180.000 individu yang telah terverifikasi.

Sementara itu kenaikan jumlah dokumen tertanda tangan digital meningkat 255% jika dibandingkan pada September sampai Desember tahun lalu. Marshall bilang, dokumen yang telah ditanda tangani secara digital mencapai 450.000 dokumen.

Baca Juga: AFPI prediksi NPL fintech terus meningkat

Meski mengalami peningkatan jumlah pengguna, Marshall mengaku adapun kendala yang dihadapi ialah beberapa karyawan khususnya tim IT masih diharuskan untuk Work From Office (WFO) GUNA memelihara server, verifikasi identitas pengguna sekaligus menangani pengguna yang membutuhkan bantuan. Tak hanya itu, meeting dan presentasi yang dilakukan secara online pun lebih sulit karena tidak bertatap muka.

"Sejak pandemi kendala yang dihadapi lebih kepada internal, karena beberapa karyawan IT dan customer experience masih diharuskan untuk tetap berada di kantor guna memantau server dan melayani pengguna yang kesulitan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi