Sejak awal 2016, Timah melesat lebih dari 13%



JAKARTA. Fundamental timah memang kuat sejak keputusan pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan ekspor. Ini menjadi pembeda bagi pergerakan harga.

Tidak heran, mengutip Bloomberg, Jumat (3/6) harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terbang 1,94% ke level US$ 16.590 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Bahkan sejak awal tahun harga sudah melonjak 13,98%.

“Kebijakan Indonesia membuat ekspor timah belum kembali seperti tahun lalu. Itu membuat pasokan global turut mengempis,” jelas Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures.


 Memang dilaporkan pada April 2016 lalu ekspor timah Indonesia naik menjadi 6.911 ton tapi secara kuartal satu 2016 ekspor turun 50% menjadi 9.710 ton dibanding kuartal sebelumnya.

Belum lagi PT Timah Indonesia Tbk memprediksi produksi tahun 2016 bisa merosot ke level 60.000 metrik ton. Angka ini jelas jauh lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 67.350 metrik ton di 2015 lalu.

Alasan ini pula yang menopang kenaikan harga timah menyentuh level tertingginya sejak Maret 2015 silam pada 22 April 2016 lalu di US$ 17.450 per metrik ton. “Saat pasokan mengempis secara global permintaan justru menggeliat,” kata Wahyu.

Terlihat dari laporan impor timah China kuartal satu 2016 yang melesat dari kuartal sebelumnya 1.600 ton menjadi 2.400 ton.

Hal ini pula yang membuat Wahyu optimis harga timah hingga akhir tahun 2016 bisa terus menanjak naik. “Dengan peluang kenaikan suku bunga The Fed hanya satu kali dan pasokan global tetap kecil harga bisa terus mengarah ke US$ 18.000 per metrik ton,” tebak Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto