Sejak awal pandemi, Kementan beri perhatian lebih kepada petani



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani dan sektor pertanian dinilai sebagai dua unsur yang amat penting pada masa pandemi wabah virus Covid-19 sekarang. Terhadap keduanya itu, pemerintah dinilai menaruh perhatian untuk menjaganya.

"Yang paling perdana itu, ada jaminan dari Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa harga jual tetap layak dan wajar di tingkat petani. Itu menjadi stimulus awal yang baik untuk masa depan ekonomi petani," ucap pengamat pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Luthfi Fatah dalam keterangannya, Sabtu (30/5). 

Baca Juga: Pendapatan Tunas Baru Lampung (TLBA) tumbuh 27,25% di kuartal I 2020


Selanjutnya menjadi sorotan lainnya adalah, ucap Luthfi, komitmen Kementan yang telah membenahi pola distribusi hasil produksi pertanian bersama instansi pemerintah lainnya.

"Itu kan dapat dikategorikan sebagai perhatian pemerintah kepada petani. Bahwa petani dapat keuntungan ekonomi sebab produksi yang dilakukan tersalurkan, bisa dijual. Tidak tertimbun di desanya saja," kata Luthfi.

Menurut Luthfi, kedua aspek tadi dapat dianggap sebagai bagian dari keberpihakan pemerintah Indonesia pada petani dan sektor pertanian pada situasi pandemi wabah virus Covid-19 sekarang.

Menurut Luthfi, tak melulu perhatian selalu dimaknai dalam bentuk bantuan langsung tunai atau sejenisnya. Meski hal tersebut juga penting, namun program kebijakan lain tak berbentuk materiil juga patut dianggap.

Baca Juga: GIMNI, Aprobi dan Apolin bersama FJS distribusikan 250 paket sembako

"Misalnya saja soal edukasi Kementan ke petani untuk mulai diversifikasi pangan. Tentu itu bakal menambah keuntungan petani ketika kondisi pandemi kini. Lahannya bisa ditanami komoditas lainnya yang juga menambah pendapatan," tutur Luthfi.

Apalagi, ungkap Luthfi, Kementan juga telah merealokasikan anggarannya sebesar Rp 435 miliar untuk peningkatan bantuan kepada petani terdampak virus Covid-19. Sehingga dirasa lengkap kategori kepedulian ke petani dan sektor pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi