Sejak Awal Tahun, Harga Lada Putih Sudah Naik 5%



JAKARTA. Harga lada putih di sentra lada Pangkal Pinang terus naik. Sejak awal tahun 2010 hingga sekarang, harga lada putih sudah melonjak lebih dari 5% dan diperkirakan akan terus naik hingga musim panen lada bulan Juli hingga Agustus. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementrian Perdagangan (Kemendag), harga lada putih di Pangkal Pinang pada minggu pertama Januari 2010 ada di level Rp 40.450 per kilogram (kg); terus berfluktuasi dan merangkak ke level Rp 42.500 per kg pada minggu pertama Mei 2010. Menurut Direktur Jenderal Perkebunan Achmad Mangga Barani, produksi lada di awal tahun memang masih rendah. “Nanti kalau musim panen, harga lada akan kembali berada di kisaran Rp 25.000 - Rp 35.000 per kg,” jelas dia di Jakarta, Senin (3/5).Di pasar spot Pangkal Pinang, harga lada putih kian menguat ke Rp 43.778 per kg, sementara itu harga lada hitam di pasar spot Lampung Rp 25.721 per kg. Harga lada putih memang lebih tinggi dibandingkan lada hitam karena volume produksi lada putih jauh lebih sedikit dibanding saudara kembar lain warna kulit itu. Dari total produksi lada di Indonesia, hanya 30% yang merupakan lada putih. Mengacu pada data tentang produksi lada yang tersimpan di Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, volume rata-rata produksi lada per tahun mencapai 84.000 ton. Volume lada putih hanya 25.000 ton per tahun, sisanya lada hitam. Produksi lada putih terpusat di provinsi Bangka Belitung, sementara sentra lada hitam terdapat di Lampung.Sebanyak 80% produksi lada di dalam negeri dilempar ke pasar ekspor; sementara itu sisanya terserap di dalam negeri. Tahun ini, produksi lada akan digenjot hingga mencapai 87.551 ton, alias tumbuh 3,5% lebih tinggi dibanding tahun lalu. “Kami tengah membuat program khusus untuk tanaman rempah, hal itu agar produktivitas tanaman rempah meningkat dan tahan terhadap serangan hama,” tandas Mangga lagi.Namun, ia menambahkan, volume produksi tetap akan dijaga dan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan guna menjaga agar harga tetap menguntungkan petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: