JAKARTA. Paska melantai di Bursa Efek Indonesia, 13 Januari lalu, saham Martina Berto (MBTO) masih melandai. Harga IPO MBTO yang dibuka di level Rp 740 kini sudah menyentuh level Rp 450 pada penutupan sesi I. Itu artinya, saham MBTO sudah melorot 39,2% hanya dalam kurun waktu dua pekan. Direktur Utama PT Martina Berto (MBTO) Bryan Tilaar mengungkapkan, penurunan tersebut tak lepas dari sentimen negatif yang mengguncang bursa regional maupun lokal."Masuk Januari saja sentimen negatif sudah banyak. Saham-saham bluechips saja jatuh. MBTO yang masih baru kena juga pengaruhnya," ujar Bryan, Senin, (31/1).Bryan menilai kondisi makro ekonomi belum terlalu kondusif. Namun, ia berharap situasi akan segera membaik. Oleh karena itu, MBTO bakal tetap fokus meningkatkan kinerja fundamental."Tim internal kami masih kerja. Kami berusaha menjaga fundamental dan mencapai target pertumbuhan yang sudah kami sampaikan sebelumnya, bisa mencapai 18% tahun ini," ungkap Bryan seraya membenarkan ada rencana pembagian dividen dalam RUPS yang akan datang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sejak IPO, harga saham MBTO sudah melorot 39,2%
JAKARTA. Paska melantai di Bursa Efek Indonesia, 13 Januari lalu, saham Martina Berto (MBTO) masih melandai. Harga IPO MBTO yang dibuka di level Rp 740 kini sudah menyentuh level Rp 450 pada penutupan sesi I. Itu artinya, saham MBTO sudah melorot 39,2% hanya dalam kurun waktu dua pekan. Direktur Utama PT Martina Berto (MBTO) Bryan Tilaar mengungkapkan, penurunan tersebut tak lepas dari sentimen negatif yang mengguncang bursa regional maupun lokal."Masuk Januari saja sentimen negatif sudah banyak. Saham-saham bluechips saja jatuh. MBTO yang masih baru kena juga pengaruhnya," ujar Bryan, Senin, (31/1).Bryan menilai kondisi makro ekonomi belum terlalu kondusif. Namun, ia berharap situasi akan segera membaik. Oleh karena itu, MBTO bakal tetap fokus meningkatkan kinerja fundamental."Tim internal kami masih kerja. Kami berusaha menjaga fundamental dan mencapai target pertumbuhan yang sudah kami sampaikan sebelumnya, bisa mencapai 18% tahun ini," ungkap Bryan seraya membenarkan ada rencana pembagian dividen dalam RUPS yang akan datang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News