Sejalan Hasil Sress Test, BI Sebut Ketahanan Perbankan Terjaga di Awal 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sebagai regulator menyatakan ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, terjaga di awal tahun. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan likuiditas perbankan pada Januari 2023 terjaga didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,03% secara tahunan atau year on year (yoy). 

"Ketahanan perbankan yang kuat juga tecermin pada hasil stress test Bank Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan," ujar Perry secara virtual pada Kamis (16/2).


Baca Juga: BI Catat Nilai Transaksi Digital Banking Tembus Rp 4.900 Triliun pada Januari 2023

Hasil simulasi stress test Bank Indonesia pada akhir 2022 menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. 

Memang permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio atau CAR) berada di level 25,63% pada Desember 2022.

"Adapun risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bruto yang rendah 2,44% dan NPL di posisi 0,71% neto pada Desember 2022," tutur Perry. 

Adapun pertumbuhan kredit perbankan pada Januari 2023 mencapai 10,53% secara tahunan. Sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,35% secara tahunan seiring pola musiman awal tahun.

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%

Ia menyebut pada perbankan syariah, pembiayaan tumbuh lebih tinggi mencapai 20,9% yoy pada Januari 2023. 

Tingginya kredit/pembiayaan didorong oleh sisi penawaran didukung likuiditas yang memadai dan standar penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang tetap longgar.

"Sementara dari sisi permintaan, kenaikan kredit/pembiayaan ditopang oleh permintaan korporasi termasuk UMKM dan konsumsi rumah tangga yang terus membaik. Bank Indonesia akan terus mendorong perbankan untuk meningkatkan intermediasi guna mendukung pemulihan ekonomi," pungkas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli