Sejarah cancel culture, yang kerap muncul saat aktor atau aktris terkena skandal



KONTAN.CO.ID - Cancel culture adalah kata yang biasanya muncul saat seorang aktor maupun aktris terkena skandal. Ada beberapa negara yang kerap menerapkan cancel culture yakni Korea Selatan dan Amerika Serikat. 

Terbaru, aktor terkenal Korea Selatan, Kim Seon Ho pun mengalami cancel culture usai skandalnya yang telah melakukan gaslighting dan memaksa mantan pacarnya menggugurkan kandungan. 

Dikutip dari Kompas.com (21/10/2021), bintang drama Hometown Cha-Cha-Cha tersebut telah menulis surat terbuka yang berisi permintaan maaf atas perilakunya di masa lalu dan telah mengecewakan penggemarnya. Bahkan, Kim Seon Ho mengemukakan keinginannya untuk bertemu langsung sang mantan kekasih untuk meminta maaf langsung. 


Tak hanya Kim Seon Ho, agensinya, SALT Entertainment juga meminta maaf atas perbuatan sang aktor di masa lalu. Skandal tersebut pun berdampak terhadap karier Kim Seon Ho yang tengah naik daun. 

Kim Seon Ho kini tak lagi terlibat pada semua iklan atau promosi Domino's Pizza Korea di media sosial. Selain itu, Kim Seon Ho juga telah mengalami pembatalan sejumlah kontrak kerja sama. 

Lantas, apa itu cancel culture yang menimpa Kim Seon Ho? 

Baca Juga: Daftar aktor dan drakor terpopuler minggu kedua Oktober, Kim Seon Ho ada di puncak

Sejarah cancel culture

Sejarah cancel culture sebenarnya telah dimulai sebelum maraknya penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Dikutip dari The New York Times, pada 1991 terdapat frasa baru dalam bahasa gaul di China yakni "renrou sousuo", secara harfiah diterjemahkan sebagai “human flesh search.”

Istilah tersebut mengacu pada upaya kolektif oleh pengguna internet di China untuk menjawab pertanyaan atau mencari informasi tentang orang-orang tertentu. Mereka menggabungkan pencarian online dengan informasi yang diperoleh secara offline dan memposting hasilnya secara publik. 

Paling sering tujuannya adalah untuk mengidentifikasi individu yang dicurigai melakukan korupsi atau memiliki tindakan yang menyimpang secara moral. 

Setelah itu, tokoh atau orang yang datanya dicari dan diposting tersebut akan mendapatkan kecaman secara verbal dan dikeluarkan dari komunitas.

Hal inilah yang kini menjadi sejarah cancel culture dan mulai marak dilakukan sejak 2017 dan semakin populer hingga kini. 

Baca Juga: Drakor Lovers of The Red Sky raih rating tinggi, kembali kalahkan King's Affection