KONTAN.CO.ID - Hari Ibu Nasional jatuh pada tanggal 22 Desember. Peringatan ini bermula pada Kongres Perempuan Indonesia pertama yang diselenggarakan tahun 1928. Perayaan Hari Ibu tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Namun, di berbagai negara berbeda dengan Hari Ibu di Indonesia. Sebut saja di Amerika Serikat, perayaan hari Ibu dilakukan dengan cara memberi bunga ke Ibu mereka tepatnya di minggu kedua bulan Mei.
Hal serupa juga dilakukan di Prancis. Tapi, negara yang identik dengan menara Eiffel ini merayakan Hari Ibu di minggu keempat bulan Mei.
Baca Juga: 5 Perayaan tahun baru terunik di dunia Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Sebelumnya disahkan menjadi Hari Ibu, pada 22 Desember 1928 berlangsung Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta dan terbentuklah organisasi yang bernama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Dilansir dari Portal Resmi Provinsi Sumatera Barat, setelah terbentuknya PPPI, mulailah pergerakan-pergerakan dimulai kaum perempuan bersama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat martabat dan kemerdekaan Indonesia. Lalu pada 1929, PPPI berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) dan enam tahun kemudian digelarlah Kongres Perempuan Indonesia ke-2 di Jakarta. Pada kongres ke-2 tersebut menghasilkan Badan Kongres Perempuan Indonesia yang memiliki kewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi muda rasa nasionalisme berbangsa dan bernegara. Baca Juga:
Tutorial Cara Membungkus Kado Mudah dan Unik, Cocok untuk Hadiah Natal Tiga tahun kemudian digelar kongres ke-3 dan menyatakan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu Nasional. Setelah itu, ditetapkan oleh Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Di Indonesia, peringatan Hari Ibu adalah sebuah simbol yang dimaksudkan untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia sebagai hari kebangkitan dan persatuan kaum perempuan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Simbol yang melambangkan Hari Ibu berupa bunga melati, yang mengartikan kasih sayang ibu kepada anak, kekuatan kesucian pengorbanan kepada anak, dan kesadaran untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News