KONTAN.CO.ID - Waisak adalah hari untuk memperingati lahirnya Siddhartha Gautama atau juga dikenal sebagai sang Buddha. Waisak merupakan hari besar agama Buddha. Pada tahun ini, perayaan Waisak 2023 jatuh pada Minggu, 4 Juni 2023. Buddha adalah gelar, yang berarti yang tercerahkan atau yang terbangun. Dirangkum dari laman BBC, Siddhartha diyakini adalah seorang pangeran yang lahir dalam keluarga kaya di tempat yang sekarang disebut Nepal pada abad ke-5 SM.
Sejarah perayaan Waisak
Sejarah perayaan Waisak dimulai pada 1950, ketika Sri Lanka mengadakan sebuah konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia atau disebut pula sebagai World Fellowship of Buddhists. Dirangkum dari laman Unvesak Australia, dalam konferensi tersebut memutuskan perayaan Waisak sebagai hari lahir Buddha di beberapa negara sekaligus. Kemudian, Raja Nepal telah merayakan peringatan hari kelahiran Buddha di negara dan mendorong negara lain mengikutinya. Baca Juga: 50 Twibbon Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023, Ayo Cegah Orang Terdekat dari Rokok Anggota World Fellowship pun akhirnya mendesak para kepala negara untuk menjadi hari lahir Buddha sebagai hari libur nasional untuk menghormati sang Buddha atau Siddhartha Gautama. Selanjutnya, hingga saat ini perayaan Waisak adalah untuk memperingati hari lahir sang Buddha. Ajaran Sang Buddha, pesan welas asih, kedamaian, dan niat baiknya telah menggerakkan jutaan orang. Jutaan orang di seluruh dunia mengikuti ajaran Buddha dan pada Hari Waisak memperingati kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya Buddha. Baca Juga: Simak 5 Tips Rayakan Festival Lampion Waisak 2023 di Candi BorobudurPerayaan Waisak
Setiap tahunnya, hari raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda. Perayaan Waisak dilakukan pada bulan Purnama dan bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE). Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang libur nasional dan cuti bersama telah menetapkan Hari Raya Waisak jatuh pada 4 Juni 2023. Detik-detik Waisak di Indonesia akan dirayakan pada pukul 10.41. WIB. Baca Juga: Merayakan Waisak di Borobudur lewat Bandara Adisutjipto, Bisa Gunakan Wings Air Dikutip dari laman resmi Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama, Supriyadi menerangkan penetapan Hari raya Tri Suci Waisak di Indonesia menggunakan metode Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan Astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern. Supriyadi merinci, bahwa satu tahun matahari berjumlah 365 hari. Sedangkan satu tahun lunar hanya 355 hari. Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya. Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda. Baca Juga: Jelang Libur Panjang, Kemenhub Terbitkan SKB Pembatasan Operasional Angkutan Barang Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar/chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender matahari/solar-surya. Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan. "Tahun 2023 Masehi adalah tahun kabisat lunar di mana terdapat bulan Waisak ganda. Maka yang diambil adalah Purnama-Sidhi Waisak kedua yang jatuh pada 4 Juni 2023," ungkapnya pada Jum’at (26/05/2023). Baca Juga: Merayakan Waisak di Borobudur lewat Bandara Adisutjipto, Bisa Gunakan Wings Air- Acara Bakti Sosial Pengobatan Gratis pada tanggal 30 dan 31 Mei 2023,
- Api Dharma di Mrapen, Grobogan, dan Ritual pensakralan di Candi Mendut pada tanggal 2 Juni 2023,
- Pengambilan Air Berkah di Umbul Jumprit, Temanggung, dan Ritual pensakralan Candi Mendut pada tanggal 3 Juni 2023,
- Acara Kirab Waisak Candi Mendut ke Candi Borobudur, Detik-Detik Waisak, Pradaksina Candi Borobudur, dan Pelepasan Lampion Waisak pada tanggal 4 Juni 2023.