Sejarah Petasan Kembang Api: Muncul Sejak 200 SM hingga Perkembangan Saat Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang tahun baru 2024 tentu banyak persiapan perayaan termasuk penggunaan kembang api. Salah satu jenis petasan ini banyak diburu untuk memeriahkan pergantian tahun tersebut.

Petasan kembang api merupakan suatu jenis petasan yang dirancang untuk menghasilkan efek visual dan suara saat dinyalakan. Jenis petasan ini biasanya digunakan dalam perayaan dan pesta sebagai hiburan, terutama pada acara-acara perayaan seperti tahun baru dan perayaan khusus lainnya.

Perkembangan kembang api secara signifikan terjadi saat perayaan Hari Kemerdekaan Amerika yang pertama pada tahun 1777, kembang api hanya memiliki satu warna, yaitu oranye. Tidak ada dekorasi rumit, tidak ada bintang dengan warna merah, putih, dan biru, hanya beberapa ledakan di langit yang dihormati namun tidak terlalu mencolok.


Meskipun praktik penggunaan kembang api telah ada selama sekitar 2000 tahun, kembang api modern baru ditemukan pada tahun 1830-an.

Pertanyaannya, bagaimana penampilan kembang api sebelum penemuan tersebut? Pada saat Raja Henry VII mengadakan pertunjukan kembang api pada pernikahannya pada tahun 1486, bagaimana bentuknya? Bagaimana evolusi kembang api dan pengetahuan di baliknya sepanjang sejarah?

Baca Juga: Sederet Risiko Berpotensi Terjadi Saat Nataru, Ini Tips dari BRI Insurance

Sejarah petasan kembang api

Melansir dari Smithsonian Science, lahirnya kembang api dapat ditelusuri kembali ke sekitar tahun 200 SM, ketika orang Tiongkok secara tidak sengaja menemukan petasan dengan melemparkan bambu ke dalam api. Namun, baru pada tahun 800 M, bubuk mesiu ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang alkemis Tiongkok yang mencampurkan belerang, arang, dan kalium nitrat.

Bubuk mesiu ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung kertas atau bambu dan dinyalakan, menciptakan kembang api pertama. Pada masa itu, kembang api digunakan untuk upacara keagamaan atau merayakan peristiwa kelahiran dan pernikahan, hanya melemparkan ke dalam api tanpa efek visual yang rumit.

Antara abad ke-12 hingga ke-16, penggunaan bubuk mesiu menyebar ke Barat, di mana senjata seperti meriam dan senapan mulai dikembangkan. Namun, pada saat yang sama, kembang api di udara juga mulai muncul.

Pada abad ke-16, kembang api sudah digunakan untuk merayakan kemenangan militer, acara keagamaan, atau perayaan kerajaan. Meskipun masih berwarna oranye, kembang api dijalankan oleh "petugas pemadam kebakaran" dan asisten yang disebut "green man".

Baca Juga: Catat Tempat Wisata di Bandung yang Cocok Dikunjungi Saat Malam Tahun Baru 2024

Pasca tahun 1600

Sebelum pertunjukan, para "orang hijau" ini, yang melindungi diri dengan memakai daun untuk melawan percikan api, akan bercerita lelucon kepada penonton.

Pada abad ke-1600 hingga sekarang, penggunaan kembang api berkembang pesat. Inggris memperkenalkan kembang api ke tiga belas koloninya di Amerika, dan pada tanggal 4 Juli 1777, peringatan pertama Hari Kemerdekaan Amerika, kembang api menjadi bagian dari perayaan.

Namun, kembang api berwarna-warni seperti yang dikenal sekarang baru muncul 60 tahun setelahnya, ketika penemu Italia menambahkan logam seperti strontium atau barium. Pada tahun 1830-an, kembang api modern lahir, mengubah perayaannya menjadi lebih spektakuler.

Jika Anda menonton pertunjukan kembang api pada Hari Kemerdekaan, Anda akan melihat bagaimana bahaya, penemuan, dan keindahan telah terwujud dalam lebih dari 2000 tahun, dikemas dalam satu paket perayaan yang indah.

Dari bambu yang meledak hingga bubuk mesiu dan logam, ilmu pengetahuan dan dunia telah berkembang pesat selama ribuan tahun terakhir. Mungkin akan melihat lebih banyak penemuan menakjubkan di masa depan.

Baca Juga: 5 Kuliner Malam di Bandung yang Enak dan Patut Dicoba Saat Libur Nataru

Komponen utama kembang api

Petasan kembang api memiliki beberapa komponen utama:

  • Tabung atau Bungkus: Bagian luar yang menampung bahan bakar dan komponen lainnya. Bungkus ini dapat terbuat dari kertas, plastik, atau bahan lainnya.
  • Bahan Bakar: Campuran kimia yang terbakar untuk menghasilkan energi panas dan gas yang diperlukan untuk menciptakan efek kembang api. Bahan bakar ini seringkali terdiri dari bubuk mesiu atau campuran senyawa kimia yang dapat memberikan warna dan efek tertentu.
  • Penghantar Api: Sebuah sumbu yang membakar bahan bakar saat dinyalakan. Penghantar api ini berfungsi untuk mengaktifkan bahan bakar dan memicu efek kembang api.
  • Bahan Pewarna (Opsional): Beberapa petasan kembang api dirancang untuk memberikan efek warna. Senyawa kimia khusus ditambahkan ke bahan bakar untuk menciptakan warna-warna yang berbeda.
  • Efek Visual dan Suara: Setelah bahan bakar terbakar, petasan menghasilkan efek visual seperti percikan berwarna, kilatan, dan pola yang berbeda. Beberapa petasan juga dirancang untuk menciptakan suara ledakan atau dentuman.
Itulah beberapa informasi terkait asal-usul dan sejarah kembang api yang terus digunakan hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News