Sejarah Singkat Maulid Nabi Muhammad SAW yang Perlu Diketahui Umat Muslim



KONTAN.CO.ID -  Salah satu hari besar bagi umat Muslim di dunia termasuk Indonesia adalah peringatan Maulid Nabi. 

Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi hari yang penting bagi umat Islam. 

Mengutip dari situs Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas, peringatan Maulid Nabi diyakini sudah dirayakan masyarakat Muslim Arab sejah tahun kedua Hijriah. 


Baca Juga: 50 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H Tahun 2024 dan Cara Membagikannya

Catatan ini merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Namun ada beberapa keyakinan lainnya bahwa perayaan Maulid Nabi sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. 

Sejarah singkat Maulid Nabi Muhammad SAW

Terdapat beberapa versi atau catatan yang mengungkapkan kisah dibalik perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Melansir dari situs Nahdlatul Ulama (NU), masih dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa, dijelaskan bahwa ibunda dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid, Khaizuran, yang memerintahkan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi di Madinah. 

Selain di Madinah, perintah tersebut juga diserukan oleh Khaizuran kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi. 

Nabi Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570 Masehi). Sehingga perayaan Maulid juga jatuh pada tanggal tersebut.

Pada catatan lainnya, diyakini Nabi lahir 15 tahun sebelum peristiwa gajah atau bahkan beberapa hari atau bulan setelah Tahun Gajah. 

Di Indonesia sendiri perayaan Maulid Nabi dimeriahkan dengan berbagai cara dan tradisi sesuai dengan adat daerah. 

Keraton-keraton, khususnya di daerah Pulau Jawa, Maulid Nabi disambut dengan tradisi Grebeg Maulud. 

Baca Juga: Cata Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan September 2024

Di Sulawesi Selatan, Maulid Nabi SAW dirayakan dengan istilah Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Perayaan ini diselenggarakan bahkan lebih ramai daripada hari raya Idul Fitri.

Dalam perayaan tersebut, warga mengarak replika perahu Pinisi yang dihias dengan beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai.

Meskipun berbeda-beda, tradisi saat Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai simbol penghormatan kepada Nabi serta menumbuhkan rasa syukur, teladan, dan gotong royong antar umat Muslim. 

Selanjutnya: Jadwal dan Harga Tiket Kereta Semarang-Banyuwangi Terbaru

Menarik Dibaca: Bamboo Blonde Raih Penghargaan Sekaligus Buka Toko ke-12 di ICON Bali Mall

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News