KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) pada Minggu (6/12). Vaksin yang didatangkan merupakan vaksin Sinovac yang berasal dari China. Vaksin Sinovac merupakan vaksin yang saat ini sedang dalam proses uji klinis tahap tiga di Bandung. Presiden Jokowi menyebut, vaksin ini akan membantu Indonesia dalam mencegah penularan Covid-19. Namun, tahap vaksinasi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kedatangan vaksin ini nampaknya diapresiasi oleh pelaku pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,07% ke level 5.930,759 pada penutupan perdagangan Senin (7/12). Investor asing memburu saham domestik, dengan mencatatkan aksi net buy di semua pasar yang nilainya mencapai Rp 432,80 miliar.
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menyebut, euforia dari kedatangan vaksin ini terhadap pasar saham hanya berlangsung sementara. Namun, efek jangka panjangnya akan terasa secara bertahap ketika program vaksinasi berjalan baik. Baca Juga: Naik 2,07% pada Senin (7/12), IHSG masih berpeluang menguat pada Selasa (8/12) “Euforia vaksin mempengaruhi kepercayaan investor akan pemulihan bisnis di berbagai sektor karena kegiatan publik akan kembali lagi seperti sediakala,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Senin (7/12). Aria menyebut, dengan adanya optimisme pulihnya perekonomian seiring dengan kedatangan vaksin, maka peluang IHSG untuk mencapai level 6.000 hingga akhir tahun ini masih terbuka lebar. Ditambah, adanya momentum window dressing yang terjadi di akhir tahun akan membantu pergerakan IHSG. Analis Panin Sekuritas William Hartanto sendiri memproyeksikan IHSG akan ditutup di bawah level 6.000 hingga akhir tahun ini dan baru melanjutkan penguatannya pada 2021. “Namun (proyeksi) bisa saja salah kalau euforia ini berlanjut terus. Terkait (pengujian) BPOM dan lainnya tidak menjadi masalah harusnya, karena vaksinnya sudah datang,” terang William. Di sisi lain, kedatangan vaksin turut mendorong kenaikan harga saham emiten farmasi. Melansir RTI, hari ini tiga emiten yang berhubungan dengan farmasi mencatatkan kenaikan tertinggi.