KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat peningkatan pada klaim asuransi kesehatan sebesar 29,6% menjadi Rp 5,96 triliun pada periode Januari-Maret 2024. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, klaim kesehatan yang dibayarkan industri asuransi jiwa mencapai Rp 4,6 triliun. Seiring dengan adanya peningkatan klaim asuransi kesehatan ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan sejumlah upaya untuk pembenahan ekosistem asuransi kesehatan.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan upaya tersebut untuk mendorong praktek pengelolaan risiko yang memadai dan efisiensi pengelolaan biaya kesehatan.
Baca Juga: OJK : RBC Industri Asuransi Masih Berada di Batas Aman "Seluruh pemain dalam ekosistem ini harus didorong untuk memberikan efisiensi biaya medis," ujar Ogi dalam jawaban tertulis konferensi pers RDKB Juni 2024, Senin (10/6). Kemudian, OJK juga mendorong pemanfaatan teknologi digital melalui host-to-host dengan rumah sakit untuk membangun database yang lebih baik dan memungkinkan pemberian layanan medis yang lebih cepat. Selain itu, OJK pun mendorong perusahaan asuransi untuk mereview kembali fitur produk yang dipasarkan sehingga sesuai dengan kebutuhan nasabah. "Kami juga mengupayakan terkait Medical Advisory Board yang akan memberikan masukan berkala atas layanan medis yang ada sehingga perusahaan asuransi, berdasarkan data yang ada dari pemberian asuransi," lanjut Ogi. PT BNI Life Insurance (BNI Life) menyebut, sampai Mei 2024 pihaknya masih terdampak dari tingginya klaim kesehatan. Adapun kondisi klaim kesehatan BNI Life tercatat tumbuh 44% per Mei 2024. Plt Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan menjelaskan kondisi klaim kesehatan perusahaan tercatat senilai Rp 246,6 miliar atau tumbuh 44% per Mei 2024, meningkat dibandingkan peirode yang sama tahun sebelumnya. Untuk menangkal tingginya klaim asuransi kesehatan, BNI Life telah melakukan proses underwriting yang lebih ketat untuk dapat memberikan perlindungan yang lebih baik. "Langkah-langkah ini meliputi pemberian akses kepada vaksin flu, pelaksanaan program wellness, serta edukasi kepada peserta mengenai manfaat penggunaan telemedicine," ujar Eben kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6). Eben bilang, dengan melakukan pendekatan tersebut, nasabah tidak hanya mendapatkan perlindungan finansial, tetapi juga dorongan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan proaktif dalam menjaga kesehatan mereka. Kemudian, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) menyampaikan telah membayarkan klaim asuransi kesehatan senilai lebih dari Rp 293 miliar, yang mencakup klaim meninggal dunia, klaim penyakit kritis, dan klaim kesehatan.
Baca Juga: Kontribusi Premi Asuransi Jiwa dari Kanal Agensi Mengecil Chief Marketing Officer Generali Vivin Arbianti Gautama mengatakan, secara nominal angka ini alami peningkatan sebesar 9,72%, sedangkan secara jumlah cases meningkat 13,42%, yang menunjukkan risiko kesehatan masih tinggi dan juga masih terjadinya inflasi medis di awal tahun ini. "Bagi kami pembayaran klaim merupakan bukti nyata bahwa Generali Indonesia terus mendampingi nasabah, khususnya di masa-masa sulit," kata Vivin kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6). Terkait dengan masih tingginya klaim yang terjadi, Generali optimistis dengan kerja sama yang dibangun antara regulator dan berbagai stakeholder yang ada sehingga inflasi medis bisa terkendali dan bisa meminimalisir kenaikan klaim kesehatan dan menjaga kinerja keuangan industri.
PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menjelaskan klaim asuransi kesehatan di IFG Life tahun ini meningkat. Head of Corporate Secretariat IFG Life Gatot Haryadi mengatakan, hal ini merupakan imbas dari pengembangan kapabilitas bisnis asuransi kesehatan IFG Life yang merupakan salah satu fokus perusahaan. "Untuk menekan klaim asuransi kesehatan, IFG Life melakukan pengendalian biaya medis seperti pemilihan dan pemantauan fasilitas kesehatan provider," kata Gatot kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6). Gatot bilang, hal tersebut menjadi rekanan IFG Life dalam pemberian pelayanan medis dan obat-obatan yang tepat guna dan efisien, serta mengedepankan penjualan berbasis managed care untuk produk asuransi kesehatan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi