KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik meningkat tajam. Meski begitu, sejumlah perusahaan asuransi beserta Asosiasi Asuransi Umum Indonesia sepakat mengatakan belum adanya dampak terhadap asuransi perjalanan. PT AXA Insurance Indonesia hingga kini belum merasakan adanya dampak pada asuransi perjalanan. Direktur AXA Insurance Indonesia Edwin Sugianto mengungkapkan dengan adanya kenaikan tarif tiket pesawat saat ini, AXA Insurance belum melihat adanya penurunan permintaan terhadap asuransi perjalanan. "Belum terlihat, hingga saat ini masih seperti biasa saja," ungkap Edwin pada Kontan, Jumat (26/1).
Baca Juga: Mobilitas Tinggi Jadi Penyulut Solusi Bisnis Transportasi Menanggapi hal tersebut, Edwin mengatakan hingga kini AXA Insurance belum ada rencana penyesuaian besaran premi untuk asuransi perjalanan. Ia menjelaskan AXA Insurance di tahun ini tetap menargetkan tumbuh positif untuk seluruh segmen perlindungan asset, kesehatan, dan lifestyle. Khususnya untuk asuransi perjalanan, AXA Insurance menargetkan pertumbuhan
double digit dari tahun sebelumnya. "Asuransi perjalanan memberikan kontribusi yang cukup signifikan kepada pendapatan premi untuk bisnis asuransi retail AXA Insurance, khususnya untuk pemasaran asuransi melalui kanal digital kami yaitu AXA myPage," jelasnya. Edwin menambahlan AXA Insurance melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan inklusi financial dari masyarakat Indonesia, termasuk kesadaran masyarakat untuk menggunakan asuransi perjalanan yang tentunya menambah kenyamanan perjalanan setiap nasabah AXA Insurance. AXA INsurance secara aktif melakukan kampanye kepada masyarakat melalui platform digital, termasuk berbagai platform media sosial, seperti membagikan aneka informasi destinasi menarik, tips traveling, dan beragam informasi penting lainnya sehingga masyarakat lebih memahami akan pentingnya memiliki asuransi perjalanan. Hal serupa juga dirasakan oleh PT Asuransi Simas Insurtech. Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana mengatakan adanya lonjakan harga tiket pesawat ini belum memberikan dampak pada asuransi perjalanan. "Saya sih engga melihat ada dampak langsungnya karena memang ini animo pasar," ujar Teguh. Untuk mendongkrak pendapatan premi asuransi perjalanan di tahun 2024 ini, Teguh mengatakan akan terus berusaha untuk menambah kerja sama dengan para pelaku usaha tiket daring. Harapannya di tahun 2024 ini premi asuransi perjalanan dapat tumbuh 30% menjadi Rp 39 miliar. "Tahun 2023 tercatat Rp 30 miliar, maka diproyeksikan akan tumbuh 30% di tahun ini," jelasnya. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia juga sepakat bahwa kenaikan harga tiket pesawat ini belum memberikan dampak yang berarti untuk asuransi perjalanan. Direktur Eksekutif AAUI, Bern Dwyanto mengatakan jika dicermati kenaikan tarif pesawat baru terjadi belakangan ini, jadi sampai saat ini belum terasa dampaknya terhadap asuransi perjalanan.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Domestik Tinggi, Kemenhub Singgung Faktor Kelangkaan Pesawat Meski begitu, Bern mengungkapkan kemungkinan akan ada pengaruhnya bilamana masyarakat mengurangi intensitas perjalanannya dikarenakan tarif pesawat cukup membebani, sehingga akan mengurangi perjalanan. "Namun biasanya akan berdampak pada perjalanan wisata, karena ini sifatnya tidak wajib atau pilihan. Untuk perjalanan dinas maupun keluarga akan tidak banyak berdampak," ungkap Bern. Bern menambahkan Industri Asuransi Umum melihat peluang besar dan optimis terhadap meningkatnya permintaan dan pertumbuhan asuransi perjalanan. Menurutnya dengan perkembangan digital saat ini makin membaik sehingga asuransi dapat bertumbuh baik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .