KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank secara aktif terus menyalurkan pembiayaan ke perusahaan-perusahaan rintisan digital, untuk mendorong pengembangan ekosistem digital di tanah air. Seperti yang dilakukan PT Bank Central Asia Tbk yang terus mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia dengan memberikan pemodalan kepada para perusahaan-perusahaan rintisan digital untuk mendorong skala bisnis yang lebih besar. BCA melalui entitas anaknya PT Central Capital Ventura (CCV) yang fokus bergerak pada modal ventura telah melakukan penyertaan modal kepada perusahaan-perusahaan rintisan di tanah air.
Tercatat hingga Mei 2023, CCV telah menyuntik investasi kepada 23 perusahaan rintisan dengan total nilai investasi mencapai Rp 353 miliar. CCV melakukan investasi penyertaan kepada perusahaan finance technology (fintech) hingga perusahaan non fintech.
Baca Juga: Memajukan Startup Lewat Urun Dana CCV merinci investasi penyertaan tersebut diberikan kepada perusahaan fintech dan perusahaan fintech-enabler, serta mengeksplorasi potensi embedded fintech dari perusahaan startup non-fintech. "Embedded fintech adalah penawaran produk finansial oleh startup seperti edu-tech, health tech, digitilisasi UMKM, dan lainnya," jelas Hera F. Haryn, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA kepada Kontan.co.id, Senin (20/6). Terkait dengan kemungkinan risiko pembiayaan yang diberikan kepada para perusahaan rintisan tersebut, BCA menilai gairah investasi ke perusahaan startup akan terus tumbuh seiring dengan dinamika ekonomi global, begitu juga dengan dinamika perkembangan ekonomi digital yang ada di Indonesia. "Jika sebelumnya valuasi kerap menjadi parameter utama bagi para investor untuk menanamkan modal di startup, kini faktor keberlanjutan, dampak, serta profitabilitas menjadi pertimbangan utama investor," kata Hera. Lebih lanjut Hera menyampaikan pergeseran paramater tersebut akan membawa pengaruh yang positif untuk ekosistem dan investor. Hal ini juga akan mendorong iklim ekosistem startup yang lebih sehat dan menciptakan dampak pada dunia usaha yang lebih luas. Ke depan BCA melalui CCV mengatakan akan terus menjajaki peluang investasi pada sektor-sektor digital potensial, terutama yang mendukung bisnis inti BCA. "Kami akan senantiasa terbuka dengan kolaborasi dengan mitra fintech atau startup strategis guna memperluas ekosistem pelayanan kepada nasabah," kata Hera. Senada, PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) entitas anak usaha dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga tetap aktif memberikan kredit melalui pembiayaan modal ventura di tahun ini. MCI menyampaikan telah memberikan pendanaan kepada 23 perusahaan startup yang bergerak di berbagai bidang, termasuk bidang digital. Direktur MCI Dennis Pratistha mengatakan pihaknya akan tetap agresif dan selektif untuk memilih perusahaan rintisan yang akan disuntikkan dana investasi. "MCI akan fokus untuk mencari startups yang memiliki product market fit dan clear path to profitability. Diluar pendanaan, MCI juga fokus dalam value creation melalui business development baik untuk startups portfolio maupun non-portfolio," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/6). Dalam memberikan pembiayaan melalui penyertaan modal, MCI menyadari selalu ada tingkat risiko yang berbeda-beda tergantung hambatan yang dialami masing-masing perusahaan rintisan.
Baca Juga: Nasib Perusahaan Teknologi Usai SVB Tutup "MCI selalu melakukan due diligence yang prudent dan selective sebelum berinvestasi di perusahaan apapun untuk menganalisis prospek perusahaan tersebut kedepannya sekaligus menilai tingkat risiko yang dimiliki startups terkait. MCI juga memastikan seluruh perusahaan yang diinvestasikannya tidak melanggar hukum," kata Denis. MCI sendiri tidak menargetkan berapa besar pembiayaan yang akan disalurkan untuk perusahaan rintisan di tahun ini, namun MCI menyampaikan perusahaan terbuka untuk mengeksplorasi potensi partnership dengan perusahaan rintisan dalam bidang apapun, baik dari segi investasi maupun sinergi.
Sementara, PT Bank CIMB Niaga Tbk mendukung pertumbuhan pembiayaan di sektor digital khususnya finance technology (Fintech) melalui skema berbasis channeling. Dengan skema ini bank dapat menjangkau nasabah-nasabah baru yang belum tersentuh pembiayaan perbankan. "Skema channeliing ini kita salurkan untuk pembiayaan atau kredit untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif. Ini juga dapat sebagai upaya CIMB Niaga untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia," kata Dedy Sahat, Head of Digital Economy CIMB Niaga kepada Kontan, Selasa (20/6). CIMB Niaga memastikan dalam penyaluran pembiayaan tersebut, bank tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mengacu kepada kriteria penilaian kredit yang berlaku di CIMB Niaga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi