Sejumlah bank besar siapkan produk pinjaman online



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau kalah dengan perusahaan teknologi finansial (Tekfin), bank-bank besar tengah berbenah dan menyiapkan produk pinjaman online berbasis kredit tanpa agunan.

Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) yang berharap fitur pinjaman onlinenya bisa meluncur tahun ini di aplikasi mobile BNI Mobile Banking.

“Sebelumnya proses KTA bisa dilakukan di ATM, maupun web. Nah sekarang kita sempurnakan untuk fully digital, mulai dari pengajuan, scoring hingga pencairan kredit,” kata General Manager Product Management Division BNI Donny Bima kepada Kontan.co.id, Senin (11/3).


Dengan pengajuan secara online, produk KTA perseroan bertajuk BNI Fleksi ini diharapkan mampu bertumbuh hingga 40% (yoy) pada tahun ini. Hingga Februari 2019, Donny menuturkan pertumbuhan BNI Fleksi mencapai 30% (yoy). Sayang ia tak menyebut berapa nilai realisasinya.

Sedangkan hingga akhir 2018, KTA BNI terealisasi dengan nilai Rp 23,74 triliun dengan pertumbuhan 34,23% (yoy) dibandingkan posisi 2017 dengan penyaluran Rp 17,68 triiliun.

Realisasi BNI Fleksi pada 2018 sendiri setidaknya menopang hampir 29,77% total kredit konsumen yang disalurkan perseroan senilai Rp 79,73 triliun. “Harapannya BNI Fleksi bisa menopang lebih dari 30% kredit konsumer kami,” lanjut Donny.

Sayangnya, manfaat pinjaman online yang hendak dirilis BNI kelak masih terbatas kepada nasabah payroll BNI. Sementara secara umum, bisa memberikan plafon kredit hingga Rp 500 juta dengan tenor hingga 15 tahun.

Adapula Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV lainnya yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang juga tengah menyiapkan hal serupa. “Untuk pengajuan KTA secara online kami sedang menyiapkannya. Saat ini sudah piloting dengan perusahaan fintech,” kata Direktur Konsumer CIMB Niaga kepada Kontan.co.id.

Fitur KTA online ini memang diharapkan mampu menggenjot penyaluran kredit CIMB. Maklum sepanjang 2018, pertumbuhannya negatif. KTA yang digolongkan bersama kredit pensiun, multiguna pada 2018 hanya terealisasi senilai Rp 4,25 triliun. Sementara pada 2017 penyaluran kredit segmen ini mencapai Rp 4,77 triliun.

“KTA memang bukan penopang utama kredit konsumer, mayoritas dari payroll, dan cross selling. Awal tahun ini sendiri pertumbuhannya masih positif, namun di bawah 5%,” papar Lani.

Sementara produk KTA dari CIMB sendiri bisa turut dinikmati oleh non-nasabah, asal memiliki kartu kredit. Secara umum produk bertajuk CIMB Niaga Xtra Dana ini menawarkan plafon kredit hingga Rp 200 juta dengan tenor empat tahun. Sedangkan bunganya flat berkisar 1,59%-1,79% perbulan.

Berbeda dengan kedua bank tadi, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) justru sudah menawarkan pinjaman online melalui aplikasi Pinang (Pinjam Tenang). Pinang sendiri sebenarnya dirilis oleh anak usaha BRI, yaitu PT BRI Agro Tbk (AGRO). Namun nasabah BRI dapat turut serta menikmati layanan ini.

“Saat ini Pinang baru bisa dimanfaatkan oleh nasabah payroll BRI, dan BRI Agro. Namun harapannya pada 2020 kami juga bisa menjangkau non-nasabah,” kata Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Seperti perusahaan Tekfin, Pinang menawarkan bunga yang kompetetitf sebesar 1,24% perbulan dengan tenor mulai 1 bulan hingga 12 bulan, dan plafon kredit hingga Rp 10 juta.

Agus menambahkan, meski baru dirilis akhir Februari lalu, Pinang menargetkan bisa menyalurkan kredit hingga Rp 375 miliar kepada 270.000 nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli